Minggu, 25 Agustus 2013

Dibutuhkan: Acara Khusus Lawak Di Televisi

Saya menemukan klipingan lama tulisan saya yang dimuat media massa. Salah satunya tulisan yang berjudul "Dibutuhkan: Acara Khusus Lawak Di Televisi" yang dimuat tabloid Citra pada bulan Oktober 1992. Saat itu saya memprediksikan jika pelawak tidak meningkatkan kualitas lawakannya maka dunia lawak akan mati.

Dalam tulisan tersebut saya juga mengajak pelawak untuk belajar dari Lenong Rumpi yang saat itu sedang populer melalui RCTI. Saya menyebutkan lahirnya sejumlah televisi swasta yang berdampak mulai memudarnya TVRI menjadi salah satu penyebab sepinya dunia lawak Indonesia.

Kekuatiran ini kemudian terbukti, seiring dengan meredupnya TVRI, dunia lawak Indonesia pun ikut meredup. Ini disebabkan karena grup lawak kurang mendapatkan tempat di televisi swasta. Acara komedi di televisi swasta saat ini masih ada, namun agak sulit kita menemukan model lawakan yang pernah dirintis dan dipopulerkan oleh pelawak-pelawak terdahulu seperti Bing Slamet, S Bagyo, Ateng, dan lain-lain.

Model lawakan yang sekarang sering muncul ditelevisi adalah model lawakan yang lebih mengacu kepada pakem yang diciptakan oleh pelaku kreatif televisi. Seperti mencomot pelawak dari berbagai grup lawak yang ditemukan dalam sebuah program komedi. Digabungkan dengan artis-artis yang kemudian ikut melawak. Tidak ada yang salah dengan konsep ini. Namun tulisan yang saya tulis tahun 1992 ini jauh hari sudah mengingatkan bahwa era grup lawak akan berakhir. Saya pribadi tetap merindukan lahirnya grup-grup lawak baru dalam dunia hiburan Indonesia. 

Tabloid Citra, Oktober 1992

Jumat, 16 Agustus 2013

Mimpi Indonesia

Indonesia,  Aku Iwel yang selalu mencintaimu.
Hampir setiap hari aku bersamamu, sedih hatiku bila aku meninggalkanmu.
Kerinduan selalu muncul jika jauh darimu.
Indonesia, bukan hanya aku yang mengagumi tapi dunia pun tak berkedip memandangmu. Sosokmu yang elok dan rupawan, menggoda siapa saja untuk bisa memilikimu.
Esok engkau akan memasuki usia kemerdekaan yang ke 68 tahun.
Tanpa terasa 68 tahun sudah engkau berdiri untuk menata diri.
Apa sesungguhnya mimpimu Indonesiaku?
Aku hanya ingin mengingatkan kembali mimpi-mimpimu yang pernah engkau tulis, 
yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Mari kita wujudkan bersama mimpimu Indonesiaku .., bersama kita bergandengan tangan memotivasi diri untuk action mewujudkan mimpi Indonesia.

Catatan : Mimpi Indonesia  ditulis Iwel Sastra dan dibacakan pada sesi Love Letter For Indonesia acara The Merry Riana Show - Radio Sonora Network - Jumat 16 Agustus 2013.

Selasa, 13 Agustus 2013

Dokumentasi Pribadi : Seputar Stand Up Comedy

Indo Pos, Kamis 27 Oktober 2005

Indo Pos, Selasa 1 November 2005
Kompas, Rabu 25 Februari 2004

Harian Merdeka Senin 8 Maret 2004

Minggu, 11 Agustus 2013

Menjadi Full Time Comedian

Sewaktu saya mengatakan bahwa pekerjaan saya semenjak tahun 1993 adalah full time comedian, seorang pria bertanya "apa yang mas Iwel kerjakan kalau lagi nggak suting?"

Selama ini dalam bayangan masyarakat jika seorang komedian tidak muncul di televisi berarti dia sedang menganggur. Pemahaman ini wajar saja karena banyak masyarakat yang belum paham mengenai profesi komedian serta ruang lingkup pekerjaannya.

Bagi yang sudah membaca buku motivaction: mimpi atau mati! pasti sudah tahu kalau saya merantau ke Jakarta tahun 1989 dengan tujuan ingin mengadu nasib menjadi pelawak. Karir profesional saya sebagai komedian baru terbuka tahun 1993 ketika saya menjadi penyiar radio DMC 1079FM. Saya sebut sebagai karir profesional karena pada tahun inilah saya mulai dibayar secara profesional sebagai seorang komedian.

Ruang lingkup pekerjaan seorang komedian hampir sama dengan artis lainnya secara garis besar terbagi dua yaitu on air dan off air. Menjadi penyiar radio, muncul di televisi, main film, main iklan bisa dikategorikan dalam ruang lingkup on air. Sedangkan ruang lingkup off air adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan panggung pertunjukan dan proses kreatif.

Penghasilan terbesar seorang komedian "seharusnya" lebih banyak bersumber dari off air. Honor yang diterima komedian dalam acara off air lebih besar dibandingkan honor ketika tampil di televisi. Muncul ditelevisi selain mendapatkan penghasilan juga berguna untuk mendongkrak popularitas. Dampak popularitas ini berpengaruh terhadap tarif komedian ketika menerima pekerjaan off air.

Menjawab pertanyaan pria tadi, apa yang saya lakukan ketika tidak muncul di televisi? Jawabannya adalah, sebagai full time comedian saya mengatur irama hidup saya seperti menjalankan sebuah perusahaan. Ada hari untuk bekerja ada hari untuk libur. Biasanya kalau tidak suting, saya memiliki jadwal off air untuk manggung. Disinilah seorang komedian harus kreatif menciptakan aneka produk. Saya sendiri selain menyediakan produk "stand up comedy" juga menyediakan produk pembawa acara, moderator dan public speaking coach. Saya juga membuat produk baru yang saya beri nama "stand up motivation" menggabungkan stand up comedy dan motivasi. 

Jika pada hari yang saya tetapkan untuk bekerja tidak ada jadwal suting dan tidak ada jadwal manggung, maka saya melakukan proses kreatif seperti menulis materi stand up comedy, menulis buku, menulis skenario, merancang program acara televisi, merancang proposal untuk sponsor,  merancang strategi karir saya baik yang sifatnya mingguan, bulanan, jangka panjang, bahkan saya mewajibkan diri saya menyediakan waktu untuk menonton video-video komedian terkenal sebagai bahan pembelajaran, membaca buku-buku terbaru seputar komedi dan latihan membawakan joke, latihan membawakan acara hingga latihan akting.

Dari proses kreatif yang saya lakukan telah menghasilkan ratusan naskah untuk acara televisi, dua buah buku motivasi yang hasilnya sudah saya nikmati berupa royalti yang diberikan penerbit. Tulisan saya juga pernah dimuat di sejumlah media massa. Kemampuan menulis ini masih bisa saya kembangkan untuk menulis skenario film bergenre komedi.

Dari semua kegiatan on air maupun off air tersebut semua memiliki benang merah yaitu komedi. Setiap produk yang saya hasilkan harus memiliki unsur komedi. Ketika orang belajar public speaking kepada saya, maka salah satu output-nya adalah bisa menjadi pembicara yang menyenangkan, memiliki sense of humor dan bisa menulis joke.

Bagi saya menjadi komedian bukan hanya sekedar profesi, ini merupakan bisnis yang harus saya kelola dengan baik seperti menjalakan sebuah perusahaan. Di Indonesia mayoritas komedian maupun artis - tentu tidak semuanya - semakin tua semakin kurang populer dan perlahan hilang. Berbeda dengan Amerika, disana kita bisa lihat komedian seperti Jerry Seinfeld, Adam Sandler, Steve Martin, Jay Leno, David Letterman semakin tua semakin laku dan semakin mempesona.   

Ini juga alasan saya menolak pinangan sejumlah partai politik untuk menjadi caleg. Dunia saya bukan di parlemen, dunia saya adalah dunia komedi. Masih banyak yang harus saya kerjakan dan selesaikan di dunia ini. Saya berharap walaupun  nanti saya sudah setua David Letterman, tapi saya bisa tetap eksis, laris dan memiliki pengaruh dalam kehidupan sosial, politik dan budaya.

Kutipan Motivasi

Ini beberapa twit motivasi yang pernah saya posting melalui akun twitter @iwel_mc

Hidup memang keras tapi Tuhan menyediakan cara untuk melunakannya.

Mereka yang mencari pasti menemukan, minimal menemukan jawaban bahwa yang dicari tidak ketemu.


Mimpi itu boleh setinggi langit, namun seperti halnya celana, kadang perlu juga dipasin ukurannya

Mengejar mimpi seindah mengejar layangan. Kadang mudah didapat, kadang kedahuluan orang, kadang nyangkut dipohon.

Jangan pernah malu memulai kembali semua dari nol. Belajarlah dari petugas pom bensin yang tetap tersenyum walau harus mulai dari nol.

Senin, 05 Agustus 2013

Bagaimana Menulis Buku Best Seller

Ketika menulis buku motivaction: mimpi atau mati! saya berharap buku ini menjadi buku best seller. Keinginan saya agar buku ini menjadi best seller selain bisa mendapatkan royalti yang dahsyat, paling utama adalah buku agar buku ini bisa dibaca dan menginspirasi jutaan orang. Ini adalah buku motivasi yang disajikan secara komedi berdasarkan pengalaman saya. Artinya semua yang saya tulis dalam buku tersebut sudah teruji dan terbukti bisa digunakan sebagai ilmu untuk meraih sukses.

Saat berdiskusi dengan Reno Azwir, editor akuisisi noura books, pertanyaan pertama saya adalah "apa tips untuk menulis buku best seller?" 
Reno tertawa mendengar pertanyaan saya. Sesaat kemudian Reno menjawab "tipsnya adalah nggak ada tips. Kalau ada sudah dapat dipastikan semua buku yang diterbitkan penerbit menjadi best seller".

Lebih lanjut Reno menjelaskan setiap buku memiliki nasibnya sendiri. Sebuah buku kemudian best seller atau tidak seperti menjadi rahasia tersendiri. Reno mencontohkan sebuah buku yang nasional best seller. Awalnya buku tersebut tidak laku dipasaran. Sudah masuk gudang penerbit. Kemudian ada sebuah momen yang tak diduga yang membuat buku tersebut bisa keluar gudang untuk dijual kembali. Bukan hanya itu dicetak ulang sampai puluhan kali dan diangkat ke layar lebar. Siapa yang menyangka buku yang udah bermukim di gudang sekian lama akan menjadi nasional best seller.

Dalam wawancara dengan kompas.com penulis buku best seller Dewi Lestari mengungkapkan bahwa  ia tak percaya bahwa ada formula khusus yang bisa membuat sebuah buku menjadi best seller. Dee- panggilan akrab Dewi - tidak tahu persis apa yang membuat bukunya menjadi best-seller.

Seorang teman penulis pernah menyarankan saya untuk mengikuti jejaknya agar buku saya menjadi best seller yaitu dengan membeli buku saya sendiri. Itulah yang dia lakukan agar buku yang dia tulis mendapat cap best seller pada terbitan pertama. Cara ini juga yang banyak dilakukan oleh penulis lain. Tentu saja saya berpikir seratus kali untuk mengikuti jejak ini. Tujuan saya bukan hanya semata cap best seller tapi bagaimana  jutaan pembaca bisa mendapatkan manfaat dari yang saya tulis.

Tung Desem Waringin mengungkapkan sebuah buku tidak bisa didiamkan saja untuk bisa menjadi best seller. Selain promosi yang dilakukan penerbit, penulis harus kreatif mencari cara pemasaran yang tidak biasa. Seperti yang dilakukan Tung Desem 1 Juni 2008 menyebarkan uang Rp100 juta dari atas pesawat. Menyebar uang ini sebenarnya bagian dari mempromosikan bukunya yang berjudul financial revolution. Cara ini membuahkan hasil,  di hari pertama, buku  financial revolution habis terjual sebanyak 38.878 eksemplar,

Saya sendiri berdasarkan pengalaman dan pengamatan menemukan beberapa faktor yang bisa menjadi daya ungkit agar sebuah buku menjadi best seller.

1. Buku tersebut ditulis sepenuh hati.
2. Niatkan agar isi buku memberikan manfaat bagi jutaan pembaca.
3. Memilih judul yang memiliki daya tarik.
4. Menjodohkan buku dengan penerbit yang tepat.
5. Menerbitkan buku pada waktu yang tepat
6. Membuat strategi agar buku dibicarakan banyak orang.

Selain itu jangan lupa berserah diri kepada Yang Maha Kuasa serta yakin bahwa buku yang kita tulis akan menjadi best seller. Kalau penulisnya sendiri tidak yakin bagaimana mungkin bisa menjadi best seller.