Rabu, 20 Agustus 2014

Pengalaman Menyapih Anak

Matin sangat mudah disapih
Salah satu sahabat yang saya kunjungi di moment lebaran tahun ini adalah Ippho Santosa, penulis buku mega best seller 7 Keajaiban Rezeki. Saya dan istri yang disambut dengan begitu ramah oleh tuan rumah langsung merasa nyaman. Obrolan pun mengalir lancar dan hangat di antara kami. Kebetulan anak saya dan Mas Ippho ada yang seumur, pembicaraan pun tak lepas dari persoalan anak. Salah satunya saya sempat mendengar istri saya dan istri Mas Ippho saling berbagi pengalaman menyapih anak. 

Hal ini membuat saya juga ingin berbagi pengalaman saya bersama istri menyapih anak kami.Pengalaman menyapih antara anak pertama dan anak kedua kami benar-benar jauh berbeda. Matin, anak pertama kami sangat mudah disapih. Awalnya sesuai anjuran di Al Quran, saya dan istri berniat menyapih Matin di usia 2 tahun. Tetapi, saat itu istri merasa masih berat dan belum siap berpisah dari Matin.

Akhirnya 3 bulan setelah Matin merayakan ulang tahunnya yang ke dua kami pun siap memulai proses menyapih. Tidak seperti biasanya, pagi itu ketika Matin bangun istri tidak menyusuinya. Matin kami peluk, kami ajak main dan bercanda sambil sesekali kami ingatkan kalau dirinya sudah besar, sudah menjadi anak laki-laki yang gagah dan sehat. Memang dia terlihat sedikit resah tiap kali ia ingin menyusu. Saya tahu istri pun sebenarnya tidak tega dan ingin kembali memeluk dan menyusui Matin tapi saya berusaha menguatkan kembali niatnya untuk menyapih.

Alhamdulillah hanya dalam waktu 3 hari Matin sudah benar-benar bisa berhenti menyusu ASI. Istri saya pun menangis antara sedih dan takjub pada Matin yang begitu mudah dan tidak rewel ketika disapih. Ternyata mendampingi istri menyapih adalah pengalaman yang benar-benar penuh keajaiban. Ajaib melihat Matin yang setiap malam ketika mau tidur harus menyusu dulu pada ibunya bisa tanpa menangis atau rewel dan merengek berhenti minum ASI. Betapa cepat Matin mampu beradaptasi. Wajar jika tiga malam pertama Matin resah dan sedikit sulit tidur. Tapi saya dan istri tidak berhenti memeluknya, menimang-nimangnya, membelai rambut dan punggungnya untuk meyakinkan Matin, berhenti menyusu ASI bukan berarti ia berhenti mendapatkan curahan cinta ayah dan ibunya.

Pengalaman tak kalah seru berikutnya adalah ketika saya dan istri menyapih anak kedua kami, Kayra. Cerita pengalaman anak kedua ada di posting berikutnya ya.