Senin, 19 Oktober 2015

Menjadi Trainer

Di kelas public speaking yang saya adakan, seorang peserta bertanya apa modal saya menjadi seorang trainer yang sering memberikan training untuk perusahaan. Selain dari peserta kelas public speaking saya itu, pertanyaan ini sudah sering saya dengar karena banyak yang menduga kalau saya menjadi trainer hanya memanfaatkan popularitas saya sebagai seorang komedian. Tidak banyak yang tahu, saya sudah mempersiapkan diri sejak lama sebelum akhirnya terjun ke dunia motivasi dan training. Salah satunya dengan mempelajari berbagai macam materi soft skill yang umumnya dibutuhkan oleh perusahaan. Materi soft skill yang saya pelajari antara lain leadership, teamwork, sales & marketing dan berbagai materi people development lainnya.

Semakin saya pelajari, semakin jelas bahwa ruh dari semua keterampilan tersebut tetaplah komunikasi. Kemudian tinggal model komunikasi apa yang tepat untuk diaplikasikan dalam masing-masing kategori soft skill tersebut.

Saya pun mengamati trainer untuk berbagai kategori soft skill ini. Selain memiliki pendidikan formal, banyak di antara mereka yang melengkapi diri dengan mempelajari hypnosis, NLP dan sejenisnya. Banyak di antara mereka bahkan memasang gelar non akademis yang diperoleh dari pelatihan tersebut. Semakin banyak pelatihan yang diikuti maka semakin berderet panjang gelar di belakang namanya. Dari yang saya pelajari, hypnosis, NLP maupun pelatihan-pelatihan lain sejenis tetap mengandalkan kekuatan komunikasi.

Saya sendiri sudah mendalami ilmu komunikasi sejak tahun 90-an karena minat saya yang tinggi di bidang ilmu ini. Secara akademis, saya pun melengkapi keilmuan saya dengan menyelesaikan program master ilmu komunikasi di Universitas Indonesia. Bagi saya, ini sudah menjadi modal utama untuk menjadi seorang trainer. Disamping saya juga sangat suka mempelajari hal-hal baru di bidang organisasi, leadership, motivasi serta materi soft skill lainnya.

Semakin saya mendalami bidang ini, semakin jelas bahwa semua berada dalam satu payung besar komunikasi. Seperti ucapan guru saya, Guru Besar Ilmu Komunikasi, Profesor Alwi Dahlan, "Everything is Communication.

Ritel Fashion H&M Hasil Ketekunan yang Mendunia

Erling Persson
Pasti banyak yang tahu toko H&M dong. Yang perempuan pasti pernah mampir berbelanja. Yang laki-laki pasti pernah mampir menemani pasangan berbelanja. Yang jomblo pasti pernah lihat laki-laki menemani pasangannya berbelanja. Banyak kalangan suka belanja di H&M karena baju dan aksesoris disana fashionable, gaya, keren dan menawarkan model terbaru dengan harga terjangkau. 

Saat ini H&M adalah brand ritel pakaian nomor 2 terbesar di dunia. Jumlah tokonya lebih dari 3.500 yang tersebar di hampir seluruh dunia. H&M adalah brand asal Swedia. Didirikan oleh Erling Persson tahun 1947(setelah Perang Dunia 2 usai). Awalnya bernama Hennes & hanya menjual baju perempuan. Baru pada tahun 1968 berganti nama menjadi H&M (Hennes & Mauritz) setelah bergabung dengan Mauritz Widforss, pengusaha penjual alat pertukangan dan berburu. 

Setelah itu, H&M mulai menjual pakaian pria. Erling Persson yang awalnya adalah seorang salesman terus fokus mengembangkan H&M. Tidak ada bisnis yang langsung besar. Begitu pun H&M. Walau barang yang dijualnya selalu segar & muda, brand ini sudah berumur 67 tahun. 

Berikut beberapa hal yang bisa dipelajari dari Erling Parsson ketika brand H&M masih berstatus merintis. Anda harus bisa menjual, ujar Parsson di dalam wawancara di media. Parsson sendiri merintis usahanya sebagai seorang salesman. Ia menjual daging, majalah, bolpen dan ia adalah salesman sejati. Parsson bahkan menjual souvenir pada para tentara yg bertugas pada saat perang dunia 2 berlangsung. 

Tinggal di kota kecil Vasteras, Parsson merasa ia harus pindah ke ibukota Swedia, Stockholm, untuk mendapatkan peluang usaha yang lebih besar. Segera setelah PD 2 usai, ia terbang ke Amerika. Disana ia mendapat inspirasi dan referensi untuk membuat toko ritel besar seperti Macys. 

Di Amerika harga sepatu 75% lebih murah daripada di Swedia. Disitulah Parsson mendapat ide membuat toko ritel dengan barang yang harganya terjangkau. Kembali ke Swedia, di tengah situasi yang belum jelas karena baru saja usai PD, Parsson tidak takut untuk segera mulai. 

Satu resep memulai usaha ala Parsson yang satu ini sgt menarik. Walau sudah pindah ke Stockholm, ia tak membuka toko pertamanya disana melainkan di Vasteras. Alasannya, ia harus yakin terlebih dulu bahwa usahanya berhasil sebelum membuka toko yang besar di kota besar. Menurutnya, kalau kita mulai dari yang kecil, saat gagal tidak ada orang yang akan memperhatikan. Kalau sukses, baru kita buka toko berikutnya, ujar Parsson. Selain itu, jika Parsson mulai di stockholm dan gagal maka ia takut reputasinya akan menjadi jelek. 

Pemilihan tempat yang hati-hati dan penuh perhitungan ala Parsson yang ia terapkan di tahun 1947 ini terbukti menjadi strategi yang berhasil. Strategi ini terus dilakukan H&M hingga kini. Dalam berbisnis Parsson pun sabar, tekun dan tidak ingin buru-buru sukses. Hal yang penting bagi Parsson, bisnisnya stabil sambil sedikit-sedikit maju. Di tahun-tahun awal H&M Parsson hanya menargetkan kemajuan 15-20% per tahun. Bahkan butuh 50 tahun sebelum H&M membuka toko pertamanya di Amerika. Namun strateginya terbukti membuat pondasi brand H&M kokoh sehingga bisa bertahan bahkan mendunia. 

Tulisan ini dirangkum dari twit saya Monday Morning Motivation melalui @iwelsastra19

Rabu, 14 Oktober 2015

Motivator Lucu

Banyak perusahaan yang ingin memotivasi karyawannya mencari motivator lucu. Hal ini terbukti dari pengalaman saya saat melayani permintaan berbagai perusahaan atau lembaga yang senantiasa berpesan agar saya membawakan materi motivasi dengan lucu. Menurut saya ini wajar, terutama untuk perusahaan yang sehari-hari karyawannya memang berhadapan dengan pekerjaan, deadline, target dan lain-lain. 

Namun, hal utama dan sangat penting dari sesi motivasi adalah materi berbobot yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Lucu dan menyenangkan adalah cara menyampaikan materi. Jadi jangan sampai peserta motivasi terhibur habis-habisan tetapi setelah itu tidak ada dampaknya.

Saya sendiri saat diminta memberikan motivasi, sangat serius memikirkan materi yang diminta klien. Kalau sekadar lucu tentu dengan pengalaman dan latar belakang karier saya di dunia hiburan sebagai stand up comedian sangat memudahkan saya membuat materi. Akan tetapi, sesuai harapan klien, tentunya materi motivasi yang saya berikan harus memberikan dampak. Apalagi hanya dalam satu sesi motivasi singkat diharapkan orang bisa berubah.

Jadi untuk memenuhi dua harapan ini saya melakukan delivery dengan cara yang menyenangkan. Delivery atau cara menyampaikan materi motivasi selalu saya lakukan dengan cair dalam suasana yang akrab. Jokes, cerita lucu atau sekadar candaan ringan selalu saya buat relevan dengan materi dan situasi perusahaan sehingga selain membuat tertawa juga bisa menyentuh hati dan logika peserta. Dengan begitu, peserta menjadi tergugah untuk berubah menjadi lebih baik

Karyawan Juga Bisa Sukses, Kisah Inspiratif dari Sheryl Sandberg

Seperti biasa Senin pagi saya akan ngetwit dalam Monday Morning Motivation. #MMM Kali ini saya akan tweet kisah sukses Chief Operating Officer (COO) sekaligus salah satu direksi Facebook, Sheryl Sandberg. Ia adalah perempuan inspiratif yg sukses di jalur profesional. Bukan pengusaha. 

Perempuan satu-satunya di jajaran direksi yang memimpin perusahaan media sosial terbesar dunia ini sengaja saya pilih untuk saya tweet kisahnya di Monday Morning Motivation. Ini untuk menginspirasi teman-teman yang berprofesi sebagai karyawan. Bahwa dengan bekerja di perusahaan orang lain pun kita bisa sukses dan bersinar. 

Sebagai wanita karier, kesuksesan Sandberg dikenali bahkan hingga di tingkat dunia. Di tahun 2015 Sandberg masuk ke urutan 8 perempuan paling powerfull versi majalah Forbes. Kekayaan wanita berumur 46 thn ini diperkirakan mencapai 1.17 Miliar US$ Selain didapat dari gajinya yang bernilai 300.000 US$ Sandberg juga memiliki saham yang nilainya meroket segera setelah Facebook go public. Tak banyak yang tahu, walau terkenal dan memiliki jutaan pengguna, Facebook sebagai perusahaan tidaklah terlalu menguntungkan. 

Saat Sandberg bergabung, Facebook sedang berpikir untuk membuat sebuah website yang keren dan dibuat terkenal. Dengan tampilan keren Facebook yakin keuntungan akan datang dengan sendirinya. Sandberg memegang master ilmu bisnis dari Harvard dan punya pengalaman bekerja di Bank Dunia menangani isu ekonomi global. Ia berpikir dan membuat strategi agar Facebook bisa menghasilkan profit.

Sandberg pun memperbaiki seluruh aspek managemen di Facebook, mengusahakan agar Facebook go public dan memikirkan beragam strategi agar Facebook bisa benar-benar menghasilkan uang dari aset besar yang sudah dimilikinya. Selain berperan menjadikan Facebook perusahaan berskala global, Sandberg berperan membantu Zuckerberg menangani isu keamanan pengguna yg sempat ramai disorot. 

Di mata Zuckerberg, Sandberg adalah paket lengkap. Selain punya kemampuan managerial yg luar biasa, Sandberg juga memiliki kemampuan analisa yang tinggi, fokus dan penuh strategi. Dari Sandberg kita belajar bahwa hasil kreatifitas agar bisa "dijual" selain memiliki strategi, juga harus didukung manajemen yang baik. 

Hal yang sama dilakukan Steve Jobs ketika kembali ke Apple.  Membenahi manajemen perusahaan Apple yang saat itu sedang dalam kondisi terancam bangkrut. Yang sudah nonton film The Intern dibintangi Robert De Niro dan Anne Hathaway. Terlihat pentingnya manajemen bisnis yang rapi. 

Tulisan ini dirangkum dari twit saya @iwelsastra19 Monday Morning Motivation 12 Oktober 2015

Menjadi Die Hard Sales Person

Kenapa Anda masuk ke dunia sales? Dari pengalaman saya memberikan motivasi maupun training, banyak sekali orang mencoba masuk ke dalam profesi ini tanpa alasan dan motivasi yang kuat. Banyak yang tidak sengaja, ada juga yang karena tidak punya pilihan, atau sekadar mencari pengalaman kerja. Alasan terakhir biasanya terjadi pada fresh graduate yang belum memiliki visi dan misi karier yang jelas tetapi di saat yang sama dihantui ketakutan menjadi pengangguran.

Memang kesempatan untuk bekerja sebagai sales person menghampar luas layaknya rumput di padang, sangat banyak sehingga mudah didapat. Namun berdasarkan pengamatan saya, orang-orang yang masuk ke dunia sales dengan alasan cari pengalaman, coba-coba, yang penting punya pekerjaan, biasanya tidak akan bisa bertahan lama bekerja sebagai sales.

Menurut saya, sebenarnya hanya ada 3 kunci yang bisa membuat seseorang mampu bertahan dan berhasil mencapai sukses di dunia sales. Pegang teguh 3 kunci ini, maka keberhasilan sudah bersama Anda
.
1. Hukum 10 Ribu Jam Terbang
Berapa kali Anda ditolak oleh prospek atau calon client? 10, 20, 50 kali atau bahkan terlalu sering hingga Anda pun sampai tak bisa menghitungnya lagi? Padahal rasanya semua ilmu penjualan yang Anda pelajari sudah diaplikasikan. Jangan cepat-cepat membuat kesimpulan bahwa Anda sudah gagal.

Ada sebuah teori yang dicetuskan pertama kali oleh psikolog asal Swedia bernama Anders Ericsson. Ericsson mengadakan penelitian pada sekelompok pemain biola dari Berlin Academy of Music. Dari penelitian ini, Ericsson menyimpulkan pemain biola yang mampu memberikan penampilan terbaiknya adalah mereka yang berlatih paling banyak. Bahwa untuk menjadi ahli di satu bidang yang digeluti, seseorang harus melewati tahap latihan selama 10.000 jam terbang.

Penulis, jurnalis dan pembicara terkenal asal Kanada Malcolm Gladwell kemudian juga mempopulerkan teori ini. Dalam bukunya yang berjudul "Outliers" Gladwell yang juga mempertimbangkan aspek 'bakat' mengatakan, kunci seseorang agar bisa sukses di bidang apapun yang digelutinya adalah dengan melakukan latihan hingga 10.000 jam.

Jadi jika ingin sukses, Anda harus menjadi ahli di bidang apapun yang digeluti, termasuk bidang sales. Untuk menjadi ahli, mau tidak mau Anda harus mampu melewati 10 ribu jam terbang. Dalam masa 10 ribu jam ini berbagai hambatan, kesulitan dan persoalan pasti melanda. Gagal closing beruntun, ditolak, diacuhkan atau bahkan sukses mendapatkan closing pertama Anda? Di masa 10 ribu jam terbang inilah beragam hal yang Anda temui membuahkan pengalaman berharga.

Pengalaman baik gagal maupun berhasil harus segera dievaluasi. Tanyakan pada diri sendiri, "mengapa penjualan yang ini bisa closing sementara yang lain gagal?" Pelajari juga semua profil client yang pernah dan sedang Anda hadapi. Evaluasi semacam ini membantu Anda menemukan pola untuk mengidentifikasi hal-hal yang mendukung keberhasilan sehingga Anda tidak perlu membuang waktu mengulang-ulang kegagalan yang sama.

Jika Anda mampu bertahan, belajar, mengasah keterampilan dan kreatif menangani masalah serta mencari solusi dari beragam kesulitan yang dihadapi di masa 10 ribu jam ini, Anda pasti sukses. Sukses menjadi seorang sales dengan pendapatan tinggi dan terus meningkat hingga mencapai puncak.

2. We Can Only Sell When We Know the Product Well

Terdengar klasik. Namun senjata klasik sales inilah yang tidak akan pernah membuat Anda gagal. Namanya juga senjata klasik, wajar kalau terlihat usang dan tua. Tugas Anda sebagai seorang sales person mengoptimalkan fungsi senjata tua ini agar bisa kembali menjadi senjata andalan.

Yang jelas agar bisa menggunakan senjata klasik yang satu ini, Anda tidak bisa hanya mengandalkan pengetahuan yang didapat dari product knowledge trainer dari produk yang Anda jual. Jika memungkinkan, coba dan gunakan produk yang Anda jual sehingga Anda bisa merasakan sendiri pengalaman menggunakan produk tersebut.

Cara lain adalah bertanya pada yang sudah pernah menggunakan produknya. Jangan takut menanyakan apa kekurangan dari produk yang Anda jual. Justru dengan mengetahui kekurangan produk yang Anda jual, Anda bisa benar-benar memahami kelebihan dan kekurangan produk sehingga Anda bisa menjawab kebutuhan konsumen. Konsultasikan kekurangan produk dengan trainer dan sesama rekan sales untuk mencari kemungkinan solusi atau perbaikan produk.

Jika Anda sudah menyelami dari A sampai Z produk yang dijual hingga benar-benar mendalam, Anda pasti memiliki keyakinan yang besar. Yakin bahwa produk yang Anda jual bukan hanya bagus tetapi juga dibutuhkan oleh client. Pengetahuan yang mendalam membuat Anda mampu menjawab pertanyaan, keraguan bahkan kebutuhan client saat mereka masih bimbang dalam mengambil keputusan.

Pengetahuan yang mendalam terhadap produk yang dijual pun akan membuat Anda bukan sekadar menjelaskan, tetapi berbagi cerita serta pengalaman menggunakan produk. Dengan cara seperti ini, Anda akan lebih mudah mendapatkan kepercayaan client. Customer believe in you because you believe in your own product.

3. Use Your Ear

Gunakan telinga Anda saat menjual. Berdasarkan pengalaman, banyak sales person ketika menjual bicara tak henti-henti bicara dan sulit diinterupsi. Memang bagus, artinya Anda semangat dalam memberikan penjelasan pada client mengenai produk yang sedang Anda tawarkan. Namun jenis komunikasi seperti ini sebenarnya tidak efektif.

Klien yang Anda bombardir dengan informasi yang begitu banyak dan bertubi-tubi justru malah tidak akan memahami apa yang Anda katakan. Apalagi jika Anda melakukannya sambil membujuk atau malah setengah memaksa client untuk langsung membuat keputusan. Ini seringkali malah membuat client langsung menarik diri.

Bertanyalah pada konsumen. Ketika Anda bertanya, konsumen akan merasa Anda berniat memahami kebutuhannya. Tidak sekadar menjadikannya target atau korban penjualan yang harus dikalahkan dalam pertarungan Anda untuk mendapatkan kemenangan closing. Dengan bertanya, Anda juga jadi bisa mendapat lebih banyak informasi mengenai hal yang menjadi kebutuhan, harapan, keinginan serta kekhawatirannya akan produk yang sedang Anda tawarkan. Jika Anda sudah memahami ini maka Anda bisa dengan sangat mudah memberikan solusi atau penawaran yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan klien.

Jika 3 kunci ini sudah Anda pegang, pahami dan lakukan maka bisa dipastikan karier Anda di dunia sales pasti cerah.

Minggu, 11 Oktober 2015

Stand Up Comedy Sebagai Batu Loncatan

Terjadi pro dan kontra terhadap pendapat bahwa stand up comedy adalah batu loncatan untuk ke dunia hiburan yang lebih cerah. Alasan pendapat ini karena beberapa comic yang terjun ke film, sitkom, tv host kemudian tidak lagi melakukan stand up comedy. Adam Sandler, Jim Carrey, Eddie Murphy aktor yang memulai karirnya sebagai stand up comedian. Setelah mereka sukses berkarir di layar lebar kemudian lama tak pernah lagi melakukan stand up comedy.

Salah satu yang stand up comedian yang sudah lama tidak tampil dalam panggung stand up comedy adalah Eddie Murphy yang memulai karirnya sebagai comic ketika berusia belasan tahun. Mulai tampil di Saturday Night Live usia 21 tahun. Eddie Murphy awalnya hanya dapat peran kecil sebelum akhirnya dipercaya mendapat porsi utama di program bergengsi tersebut. Eddie Murphy tampil di Saturday Night Live 1980 - 1984. Memulai debut layar lebarnya 1982 lewat film 48 Hrs yang ngehits.

Saat tampil rutin di SNL dan mulai bermain film, Eddie Murphy masih tampil di panggul Stand Up Comedy. Eddie Murphy comic yang hebat dipanggung. Jam terbang yang dibangun semenjak usia belasan tahun dengan tampil di klub komedi membuat dia mampu membuat penonton terhibur dengan jokes-nya yang khas. Penggemar stand up bertanya-tanya kenapa Eddie Murphy berhenti stand up setelah pertunjukannya berjudul Raw thn 1987. Pertanyaan yang sama juga ditujukan kepada Adam Sandler dan Jim Carrey yang sudah sekian lama tidak lagi melakukan stand up

Inilah yang memunculkan anggapan bahwa Stand Up Comedy adalah batu loncatan utk bisa eksis di film, tv bahkan musik. Selain bermain film Eddie Murphy terkesan lebih memilih untuk menjadi penyanyi yang dimulai lewat album How Could It Be thn 1985.  Hal serupa dilakukan Adam Sandler selain bermain film lebih memilih tampil dipanggung bersama grup musiknya yang beraliran rock.  Melalui akun twitternya, Eddie Murphy saat ini sibuk mempromokan single-nya berjudul Oh Jah Jah yang beraliran regae.

Mei 2015, publik dikejutkan rumor Eddie Murphy tampil Stand Up di The Comedy Store LA setelah lebih dari 25 tahun vakum. Berita yang tidak jelas kepastiannya tersebut menarik perhatian pecinta stand up comedy yang rindu "jokes" Eddie Murphy. Hingga sekarang tidak ada penjelasan kenapa comic-comic hebat tersebut tidak lagi melakukan stand up comedy termasuk Drew Carey.

Pendapat lain tidak setuju Stand Up Comedy disebut hanya batu loncatan. Comic yang vakum hanya soal fokus dan prioritas dalam karir.  Banyak comic populer yang tetap setia tampil Stand Up Comedy diusia senja seperti George Carlin, bahkan sekarang Jerry Seinfeld.  Di Amerika, comic populer jarang tampil dalam durasi pendek kecuali menjadi tamu di acara semacam The Tonight Show. Untuk penampilan panggung mereka biasanya dalam durasi panjang minimal 1 jam, tentu butuh waktu dan fokus dalam menulis materi.

Semakin populer seorang comic maka beban panggungnya semakin berat. Comic wajib sajikan materi yang orisinil bahkan fresh. George Carlin semasa hidupnya lebih prioritaskan tampil dipanggung   stand up comedy, meski pernah juga sesekali main film. Jerry Seinfeld ketika sitkom Seinfeld sedang naik daun memilih fokus pada sitkom tersebut. Pasca sitkom kembali rutin dipanggung.  Seinfeld menghindari bermain film layar lebar. Sesekali terlibat juga dalam film sebagai pengisi suara seperti di Bee Movie. Seinfeld tak kuasa menolak ajakan Chris Rock untuk tampil sebagai cameo bersama Adam Sandler di film Top Five.

Di Indonesia banyak comic yang berhasil merambah ke layar lebar seperti Ernest, Arie Kriting, Mongol, Acho, Kemal, dan lain-lain. Dari Eddie Murphy saya belajar bahwa untuk tampil di panggung comic bukanlah sekedar tampil. Materi adalah nyawa comic. Semakin belajar stand up comedy dari pendahulunya semakin kita paham stand up comedy bukan sekadar bikin gerrr.  Industri televisi di Amerika sangat hati-hati dalam memperlakukan stand up comedy. Bisa dilihat dalam The Last Comic Standing.


Inspirasi Sukses Dari Steve Jobs

Hari ini, 5 Oktober empat lalu, Steve Jobs meninggal dunia. Untuk memperingati tokoh besar pengubah dunia ini, saya akan tulis dan tweet sedikit dari banyak hal yang bisa dipelajari dari Jobs di Monday Morning Motivation.

Sebagai pengusaha Jobs dikenal dan dikagumi karena passion dan kreatifitasnya tapi kali ini saya akan mengajak teman-teman  melihat hal lain yang juga bisa dipelajari dari  Steve Job yang lahir sebagai anak yang "tak diinginkan". Hubungan cinta ortu biologisnya tak disetujui karena perbedaan suku bangsa dan agama. Ayah Jobs, Abdulfattah Jandali adalah seorang muslim dari Suriah sedangkan ibu Jobs yg bernama Joanne Schieble adalah keturunan Jerman beragama katolik. Mereka bertemu saat sama-sama menjadi  mahasiswa di University of Wisconsin

Steve Jobs diadopsi oleh pasangan Paul & Clara Jobs yang sangat menyayanginya. Sejak kecil Jobs adalah anak yang aktif  dan punya rasa ingin tahu yang tinggi terhadap alat-lat elektronik. Sejak kecil Jobs tak pernah menikmati sekolah walau sebenarnya dia adalah anak yang jenius. Ia pun drop out di semester pertama kuliahnya di Reeds College. Perilaku Jobs cukup membuat ortunya kewalahan. 

Di masa remaja inilah Jobs tenggelam dalam pencarian akan jati dirinya. Di satu sisi ia resah dengan fakta ia adalah anak adopsi. Jiwanya berontak, mempertanyakan eksistensi dirinya. Jobs pun menjalani gaya hidup hippie sambil terus belajar sana sini dan mencari esensi hidup hingga akhirnya ia menjadi penganut agama Buddha. Jobs pun pergi ke India untuk mencari pencerahan dari pergolakan batin yg dialaminya. 

Kembali ke Amerika, pikiran Jobs dipenuhi dengan keinginan membuat alat kecil yang bisa digenggam sehingga mudah dioperasikan. Bisa bikin orang bahagia dan alat itu harus bisa mengubah dunia. Saat itu Job bekerja di Atari, perusahaan pembuat game. Bersama Steve Wozniak, teman lamanya yang berprofesi sebagai insinyur Jobs pun ikut aktif di grup Homebrew Computer Club. 

Club itu aktif membahas informasi dan perkembangan pembuatan komputer, sirkuit elektronik dan lainnya. Di tahun 1976 setelah Wozniak berhasil membuat komputer Apple 1, Jobs mendirikan Apple Computer di garasi rumahnya.  Setahun kemudian pada 1977 Apple Computer memperkenalkan Apple II, komputer pribadi yang bisa dimiliki individu menjadi produk masal pertama yang sukses diproduksi dan dijual ke pasar luas. Kesuksesan Jobs & Wozniak dg segera menjadikan mereka miliarder. 

Walau sempat dipecat dari perusahaan yang didirikannya, Jobs terus mencari dan melakukan inovasi agar apapun produk yang ia buat bisa membuat orang lain bahagia. Setelah 12 tahun dipecat dari Apple, Jobs akhirnya diminta kembali ke Apple yg saat itu sudah hampir kolaps. Belajar dari kesalahan masa lalu, kali ini Jobs bertujuan membuat Apple menjadi perusahaan yang memiliki bukan hanya produk inovatif berkualitas tapi juga managemen terbaik. 

Sekembalinya Jobs ke Apple, kita semua tahu keberhasilan Jobs melalui produk-produknya yang sudah kita kenal dan gunakan. Berawal dari seorang anak adopsi yang waktu kecilnya pemberontak & remaja yang tersesat Jobs berhasil menjadi seseorang yang mengubah dunia. Ia mewujudkan mimpi besarnya yang tampak konyol dan impossible. 

Dari kisah Jobs, dua hal yang bisa dipelajari pertama, its not about who you are but who you become. Yang penting bukan darimana kita berasal tapi menjadi apa diri kita. Menurut Jobs, masa lalu penting tapi untuk menghubungkan titik-titik menuju masa depan kita. Jika dilihat dari perjalanan hidupnya, Jobs sebenarnya tidak punya rencana atau design hidup untuk menjadi pengusaha besar. Ia hanya memiliki passion yang tinggi dengan elektronik & komputer. Keinginannya hanyalah membuat alat sederhana yang bisa membahagiakan orang. 

Saat bekerja membuat alat, bukan uang yang ada di kepala Jobs tapi elektronik adalah hal yang ia suka dan percaya bisa jadi alat yang membantu manusia hingga mengubah dunia. Dalam salah satu wawancara, Jobs pernah mengatakan betapa beruntungnya ia bekerja dengan orang-orang jenius yang penuh minat, passion membuat komputer untuk tujuan membahagiakan orang, membantu hidup orang menjadi lebih mudah dengan bantuan alat yang gampang dioperasikan. 

Tidak ada orang yg bekerja untuk uang semata. Semua orang di Apple mencintai dan senang dengan apa yang mereka lakukan. Memang ada orang membangun usaha hanya bertujuan menghasilkan uang. Tapi untuk perusahaan yg hebat, menurut Jobs, soalnya bukanlah uang. Kecintaan Jobs pada elektronik dan komputer membuatnya selalu bekerja dengan rasa senang. Asik berinovasi, diskusi seru dengan ide yang tampak gila dan konyol tapi Jobs terbukti telah mengubah dunia.
Dari Steve Jobs kita belajar untuk bekerja dengan sesuatu yang kita cintai. Passion menjadi energi luar biasa wujudkan mimpi. Pesan saya jika pekerjaan yang Anda tekuni sekarang bukanlah pekerjaan yang Anda cintai, maka pilihannya ada dua. Pertama, Anda berhenti jika masih yakin bisa menemukan pekerjaan yang sesuai dengan passion Anda. Kedua, jika tidak ada pilihan dan berbahaya memutuskan berhenti. Maka belajarlah mencintai pekerjaan Anda yang sekarang.
Tulisan ini dirangkum dari twit saya melalui akun @iwelsastra19 Monday Morning Motivation 5 Oktober 2015.

Kamis, 01 Oktober 2015

Orang Indonesia Pertama Yang Pentas Stand Up Comedy

koleksi rekaman stand up comedy dalam berbagai format

Saya sering ditanya, kenapa sebagai pelopor stand up comedy Indonesia saya kurang eksis dibandingkan Pandji atau Raditya Dika. Bahkan, banyak yang tidak tahu saya adalah pelopor stand up comedy Indonesia. Melalui tulisan ini saya menjawab pertanyaan tersebut. 

Sebelumnya dari tahun 1989 hingga tahun 1997 saya lebih banyak berkiprah sebagai pelawak grup. Kegagalan demi kegagalan dalam membentuk grup lawak membuat saya memutuskan untuk solo karir. Saya memutuskan menekuni stand up comedy semenjak tahun 1998 karena terinpirasi oleh Jerry Seinfeld dan Bob Hope. 

Saat saya mulai menekuni stand up comedy tahun 1998 tidak bertujuan menjadi pelopor melainkan karena semenjak kecil saya sudah memiliki
cita-cita menjadi seorang pelawak. Ketika menyaksikan Jerry Seinfeld dan Bob Hope memainkan stand up comedy saya merasa terpanggil untuk menekuninya.

Setelah perjuangan yang panjang semenjak tahun 1998, saya kemudian membuat pentas stand up comedy pertama di Indonesia yang dimainkan orang Indonesia pada 6 Maret 2004 di Gedung Kesenian Jakarta. Pementasan ini bertujuan mensosialisasikan stand up comedy di Indonesia. Saat itu stand up comedy masih sangat asing di Indonesia. Masyarakat lebih mengenal lawak tunggal. Stand up comedy dan lawak tunggal adalah dua hal yang berbeda. 

Ketika saya mulai menekuni stand up comedy, youtube belum ada. Untuk bisa mendapatkan rekaman stand up comedy sangat sulit. Saya sendiri harus titip pada teman yang tinggal di Amerika. Koleksi rekaman penampilan stand up comedian Amerika dan Inggris masih dalam format video VHS. 

Ada pula teman yang berbaik hati merekam penampilan George Carlin dalam bentuk VCD. Di Zaman format VCD, untuk satu penampilan, disc nya banyak banget he he he... Di era DVD saya memiliki beberapa rekaman panggung stand up comedian dunia seperti Jerry Seinfeld, Billy Connolly, Jamie Foxx, dan lain-lain. Sebagian besar adalah pemberian dari teman-teman yang baru pulang dari luar negeri.
 
Saat saya tampil stand up di acara Bincang Bintang RCTI tahun 2005-2006 belum banyak yang tahu kalau yang saya tampilkan itu adalah stand up comedy. Saat itu saya lebih sering menggunakan gaya topical ala Jay Leno dan David Letterman. Sesekali observational ala Jerry Seinfeld. Gaya topical menggunakan berita atau informasi sebagai set up kemudian dibelokkan oleh punchline yang membuat penonton tertawa. Kembali ke pertanyaan, kenapa saya kurang dikenal sebagai pelopor stand up comedy dan kalah eksis dibanding Pandji dan Raditya Dika? Jawabannya sederhana, karena saya kurang terlibat dalam program stand up comedy di televisi terutama Kompas TV he he he.

Di Metro TV saat awal ada Stand Up Comedy Show saya masih sering diundang. Perlahan jarang kemudian tidak pernah. Saya rasa hal itu disebabkan comic semakin banyak dan gaya stand up comedy saya yang taat pakem bisa jadi dianggap kurang cocok untuk pemirsa Indonesia. Sementara menurut Mas Kelik M Nugroho, wartawan senior penikmat dan pemerhati stand up comedy di Indonesia, comic Indonesia lebih banyak bicara sesuatu yang dekat dengan dirinya tetapi bukan sesuatu yang dekat dengan masyarakat.  Bicara sesuatu yang dekat dengan dirinya misalnya, membahas tentang Ibunya, tentang pacarnya, atau tentang keanehan dirinya sendiri.

Ketika Kompas TV akan membuat stand up comedy Indonesia, Indra Yudhistira dan Akhmad Shef mengundang saya untuk diminta masukan. Saat itu saya juga ditawari menjadi salah seorang juri. Saya menyanggupi tawaran itu. Kemudian tidak ada kabar lanjutan.  Saya kemudian diminta tampil sebagai comic tamu di episode perdana program tersebut karena akhirnya posisi juri diberikan ke komedian senior yang meskipun senior tapi saat itu belum tentu tahu dan mendalami stand up comedy.

Kompas TV memiliki peran dalam mengorbitkan  Pandji dan Raditya Dika sebagai stand up comedian dengan menunjuk mereka sebagai pembawa acara Stand Up Comedy Indonesia. Dalam perjalanan program tersebut Raditya Dika beralih sebagai juri dan Pandji tetap menjadi juri. Oleh karena itu wajar jika mereka jadi lebih terkenal. Bisa jadi tidak banyak yang tahu Ramon Papana ikut mengenalkan stand up comedy di Indonesia melalui Comedy Cafe-nya. Sebelum stand up comedy populer di Indonesia, saya bersama Ramon Papana  mengunggah di youtube video penampilan saya bersama beberapa comic lain di Comedy Cafe.

Menurut saya alasan utama kenapa stasiun televisi tidak melibatkan saya lebih pada alasan komersil, rating dan share semata. Begitu juga ketika Indosiar membuat program Stand Up Comedy Academy yang dilibatkan sebagai juri adalah komedian terkenal yang tidak memiliki akar sebagai stand up comedian.  Bagi saya ini ini hal lumrah. Setiap manusia mempunyai jalan hidup dan pintu rezekinya masing-masing. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, tulisan di blog ini untuk menjawab pertanyaan. Dikenal atau tidak, stand up comedy bagian hidup saya. Dulu saya memulai stand up comedy karena memang harus memulai. Bukan karena latah tapi memang panggilan hati dan karier.

Jika saat ini saya menekuni dunia motivasi dan training bukan berarti saya meninggalkan stand up comedy. Sebagai pakar motivasi dan trainer saya masih bisa memainkan berbagai materi stand up comedy yang saya sisipkan dalam materi motivasi atau training saya. Ini menjadi nilai tambah saya sebagai pakar motivasi dan trainer.

Tulisan ini dirangkum dari twit saya, Stand Up Comedy Insight #SUCI Selasa 29 September 2015