Kamis, 21 Juli 2016

Arif dan Semua Arif

Diantara tumpukan buku-buku lama, saya menemukan sebuah buku karya Kahlil Gibran yang berjudul Sang Pralambang. Buku ini saya beli sekitar akhir tahun 90-an. Saya membaca kembali isi buku tersebut yang membuat saya kemudian tertarik untuk menampilkan salah satu isinya di blog ini. Hal yang membuat saya tertarik tulisan Kahlil Gibran yang berjudul Arif dan Semua Arif tersebut masih relevan hingga sekarang.

ARIF DAN SEMUA ARIF
Kahlil Gibran
Empat ekor kodok berjongkok di atas balok yang mengambang di tepi kali. Tiba-tiba balok itu terseret arus dan mengalir terus. Kodok-kodok itu merasa senang dan asyik karena mereka belum pernah berlayar. 

Suatu saat kodok pertama membuka percakapan, ujarnya, "Balok ini sungguh mengagumkan. Ia bergerak seakan-akan hidup. Tak ada balok seperti ini.

Kodok kedua berkata, "Tidak, kawan, balok ini seperti balok-balok lain, tidak bergerak. Yang bergerak kali, yang mengalir menuju laut, membawa kita bersama balok ini."

Kodok ketiga menyambung, "Bukan balok dan bukan kali yang bergerak. Yang bergerak pikiran kita. Tanpa pikiran, tidak ada yang dapat bergerak."

Ketiga kodok itu mulai bercekcok. Pertikaian pendapat itu semakin panas dan keras. Kesepakatan tak tercapai juga.

Kemudian mereka memandang pada kodok keempat yang hingga saat itu hanya mendengarkan dan memperhatikan saja, serta menahan diri.

Akhirnya, pendapatnya diminta.

Kata kodok keempat, "Kalian masing-masing benar, tak ada yang salah. Yang bergerak adalah balok ini, dan air juga, pun pikiran kita."

Ketiga kodok naik pitam, karena tak satu pun di antara mereka yang mengakui bahwa pendapatnya tidak benar sepenuhnya, dan pendapat lain tidak salah seluruhnya.

Maka terjadilah peristiwa yang aneh. Ketiga kodok itu dengan serempak mendorong kodok keempat sehingga terjatuh dari balok dan tercebur dalam kali.

Selasa, 12 Juli 2016

Semangat Mudik

Santai Sejenak Ketika Mudik Ke Kampung Istri di Cirebon
Salah satu tradisi semenjak dahulu menjelang lebaran adalah tradisi mudik. Banyak orang yang ingin merayakan lebaran bersama keluarga di kampung halaman. Perjalanan mudik juga identik dengan kemacetan. Bahkan pada arus mudik lebaran 2016 terjadi kemacetan yang sangat fenomenal di pintu keluar tol Brebes Timur, Tol Cipali, Jawa Tengah. Kemacetan selama berpuluh-puluh jam dan panjang puluhan kilometer. Media Inggris Daily Mail memberitakan bahwa kemacetan ini merupakan kemacetan terparah di dunia.

Meskipun tahu bahwa setiap kali berangkat mudik akan menemukan kemacetan, orang tetap tidak kapok mudik bahkan selalu bersemangat buat mudik. Semangat ini muncul karena membayangkan menikmati suasana lebaran yang menyenangkan bersama keluarga. Padahal nanti setelah lebaran di kampung halaman ketika arus balik ke Jakarta akan kembali mengalami kemacetan. Ini semua tidak menyurutkan semangat untuk mudik.

Semangat mudik ini bisa kita adopsi dalam kehidupan kita sehari-hari. Ketika kita melakukan sebuah pekerjaan kita tetap bersemangat walau kita tahu akan menghadapi berbagai rintangan ketika mengerjakan pekerjaan tersebut. Semangat ini muncul karena kita tahu bahwa setelah melewati berbagai rintangan kita akan menemukan kenikmatan yaitu memperoleh hasil dari pekerjaan yang telah kita selesaikan. Semangat mudik ini bisa kita adopsi untuk berbagai hal dalam kehidupan. Dengan demikian kita tetap semangat mengerjakannya seperti halnya orang selalu semangat mempersiapkan diri untuk mudik walaupun tahu macet parah akan menyambut di perjalanan.

Info training & motivasi hub Cici 08176655874