Selasa, 26 April 2016

Trainer, Coach dan Buddy

Yang pernah ikut training dan coaching tentu sudah paham beda antara training dan coaching. Secara sederhana bedanya adalah trainer memberikan pelatihan keahlian sedangkan coach membantu coachee (orang yang diberikan coaching) mencapai tujuannya. Trainer lebih banyak berkomunikasi satu arah sambil sesekali memberi kesempatan trainee untuk bertanya. Sedangkan coach lebih banyak bertanya kepada coachee untuk menggali potensi yang dimilikinya. Meskipun secara bahasa Inggris apabila kita buka kamus, trainer dan coach sama-sama memiliki arti pelatih. 

Seorang trainer harus menguasai materi yang akan dia bagi kepada trainee. Misalnya seorang sales trainer. Dia harus menguasai berbagai teknik penjualan terkini. Singkatnya seorang trainer adalah pakar di bidangnya. Sedangkan seorang coach tidak harus menguasai bidang tertentu dalam melakukan coaching terhadap coachee. Leadership coach tidak harus ahli leadership karena keahlian seorang coach bertumpu kepada kepiawaiannya dalam meramu pertanyaan kepada coachee sehingga coachee menemukan potensi diri yang bisa digunakan dalam mencapai tujuan.

Saya sendiri dalam bidang people development mengembangkan istilah buddy. Saya terinpirasi dengan istilah comedy buddy saat mempelajari stand up comedy. Proses kerja buddy ini hampir mirip dengan cara kerja guru-guru kungfu dalam menggembleng muridnya. Pertama sang guru akan menggali potensi si murid terlebih dahulu kemudian baru menentukan jurus yang tepat untuk diturunkan kepada si murid. Inilah yang membuat sesi training saya menggunakan gaya komunikasi "two ways traffic communication." Dengan begitu, peserta selain mendapatkan ilmu soft skill yang sesuai dengan bidangnya juga bisa menemukan potensi dirinya.

informasi training & motivasi : hubungi Cici 08176655874

Rabu, 20 April 2016

Jangan Undang Motivator

Disaat pimpinan merasa bahwa timnya bekerja tidak sesuai dengan yang diharapkan maka kalimat yang sering muncul adalah “tim saya perlu dimotivasi.” Saat pimpinan beranggapan bahwa timnya perlu dimotivasi maka langkah awal yang dilakukan bukanlah dengan langsung mengundang motivator. Jika ini yang dilakukan maka tak heran kemudian muncul keluhan selanjutnya “padahal tim saya sudah ikut seminar motivasi tetapi merasa masih kurang memiliki motivasi.”

Apabila pimpinan merasa bahwa timnya kehilangan motivasi dalam bekerja maka langkah awal yang sebaiknya dilakukan adalah mencari tahu apa yang menyebabkan mereka kehilangan motivasi dalam bekerja. Penyebas seseorang kehilangan motivasi dalam bekerja tidak selalu disebabkan oleh faktor dalam diri. Suasana kantor yang kurang menyenangkan, bos yang otoriter menjadi bagian-bagian lain yang membuat karyawan kehilangan motivasi dalam bekerja.

Solusi untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja baru bisa dilakukan apabila perusahaan sudah memahami penyebab karyawan kehilangan motivasi dalam bekerja. Salah satu cara meningkatkan kembali motivasi tersebut adalah dengan cara melakukan kegiatan bersama yang salah satunya adalah mengikuti seminar motivasi. Ini menjadi sangat efektif karena perusahaan bisa memesan materi motivasi kepada motivator yang sesuai dengan kebutuhan karyawan. Jadi jangan undang motivator sebelum perusahaan memahami motivasi apa yang dibutuhkan oleh karyawan mereka.

Iwel Sastra
Komedian, Trainer & Motivator
Informasi training & motivasi : hubungi Cici 08176655874