Benarkah buah itu selalu jatuh
tak jauh dari pohonnya. Bagaimana jika ada pohon rambutan dipinggir sungai?
Ketika buahnya jatuh, masuk ke dalam sungai kemudian hanyut? Gimana ngubernya tuh rambutan. Udah nggak usaha
dipikirin kemana hanyutnya. Makanya supaya istilah buah jatuh tak jauh dari pohonnya
tetap berlaku, janganlah tanam pohon yang berbuah di pinggir sungai. Tanamlah
dikebun, supaya buahnya tetap bisa dinikmati. Kok malah ngomongin cara bercocok
tanam? he he he ...
Kembali ke soal ungkapan
buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Ungkapan ini biasanya menggambarkan bahwa
sikap, sifat, bakat dan seorang anak biasanya tak jauh dari orang tuanya.
Dalam beberapa artikel dan tulisan disebutkan bahwa sifat anak tidak jauh dari
sifat orang tuanya. Setelah punya anak, saya semakin sering instropeksi diri.
Jangan sampai anak saya mengikuti sifat-sifat yang tidak baik dari orang tua.
Harapan saya, anak hanya mengikuti sifat-sifat baik dari orang tuanya, itu
kalau ada.
Beberapa ahli juga menulis
kalau bakat anak menurun dari bakat orang tua. Saya mengamati dalam beberapa
hal memang terbukti. Saya rasa karena selain faktor gen, faktor lingkungan
keluarga juga membantu membentuk. Seperti orang tuanya penyanyi, anaknya
jadi memiliki ketertarikan jadi penyanyi. Orang tua pengusaha anaknya pengusaha. Asal jangan orang tuanya
susah, anaknya juga susah, ini repot!
Saya sendiri tidak pernah
mengarahkan anak saya untuk menjadi seorang komedian. Biarlah nanti dia sendiri
memilih kehidupannya. Orang tua hanya mengarahkan agar pilihannya itu adalah
pilihan yang baik dan sesuai dengan ajaran agama.
Apa karena saya seorang komedian,
bakat lucu anak saya juga sudah terlihat. Waktu anak saya Matin berumur lima tahun
dan masih duduk ditaman kanak-kanak, dia pernah memberikan saya tebak-tebakan.
“Ayah sapi apa yang suka merayap di dinding?” tanyanya
tiba-tiba.
“Sapi ajaib,” jawab saya sekenanya.
“Salah! Sapiderman,” ujarnya penuh kemenangan.
Kecil-kecil kok main pelesetan. Saya balas dengan
memberikan tebak-tebak.
“Sapi apa yang paling miskin di dunia?” tanya saya.
Ternyata dia bisa menjawab dengan suara penuh keyakinan “sapiring berdua.”