Rabu, 16 April 2014

Saya @iwelsastra19 si Ayah ASI

Matin anak ayah Iwel si bayi ASI
"Kalau aku gak kebangun sama bunyi alarmnya, nanti jam 2 tolong bangunin ya" ujar istri saya yang bersiap untuk tidur setelah menyusui anak kami Matin yang belum genap berusia satu bulan.

Istri saya sangat disiplin menyusui anak kami, walaupun di malam hari ia tetap menyusui Matin tiap 2 jam sekali. Terkadang 3 jam sekali kalau Matin telah menyusu lebih lama dari biasanya.

Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 23.15, saya pun merebahkan badan di sebelahnya. Tetapi selama beberapa saat istri saya masih membolak-balikan badannya mencari posisi yang nyaman untuk tidur. Ia mengeluh payudara kirinya terasa sakit. Tetapi karena lelah dan mengantuk, tidak berapa lama kemudian ia pun tertidur dan saya menyusul.

Kencangnya istri mencengkeram lengan saya membuat saya terbangun. Betapa kagetnya saya ketika terbangun melihat istri sedang menggigil hebat. "Dingin...., mimik (payudara) aku sakit..." ujar istriku perlahan. Saya coba menyelimuti istri saya, tetapi dia tetap menggigil sampai saya dapat mendengar suara gemeletuk dari giginya yang beradu karena gemetar.

Baru sesaat diselimuti, istri saya bangun. Ia minta saya mengambilkannya baju ganti. Saya lihat baju di bagian dada kanannya basah hingga ke bawah akibat rembesan air susu yang keluar dari payudaranya. "Aw... Sakit..." rintih istri saya yang saat itu sampai berurai air matanya karena menahan sakit.

Si Bayi ASI sekarang sudah jago main piano
Saya panik, bingung tidak tahu harus berbuat apa. Syukurlah saat itu kami tinggal di rumah orang tua istri. Saya segera membangunkan ibu mertua. Istri saya kemudian dibantu oleh ibunya. Ibu mertua mencoba menenangkan istri dan mencoba memijit payudaranya. Bukan membaik ia malah semakin kesakitan.

"Wah, ini air susunya sudah terlanjur mengeras", ucap ibu pada saya.

Saya sendiri malam itu tidak tahu apa penyebab payudara istri nyeri dan mengeras. Menurut ibu mertua sepertinya saluran ASI tersumbat. Peristiwa ini terjadi ketika anak kami baru berumur beberapa minggu. Kami masih minim pengalaman soal menyusui anak serta mencegah hal-hal yang berhubungan dengan timbulnya rasa sakit akibat menyusui.

Malam itu, diantara panik, sedih dan empati mendalam terhadap rasa sakit yang dirasakan istri saya tersadar bahwa pengetahuan saya soal ASI nol besar. Hari-hari berikutnya saya jadi rajin googling, tanya orangtua, mertua, teman dan terutama rajin konsultasi dengan dokter mengenai ASI. Atas anjuran dokter, istri saya melakukan perawatan untuk menangani ASI yang tersumbat dengan teknik mengompres dan memijat payudara. Setelah hampir seminggu melakukan perawatan istri baru merasa lega karena ASI nya kembali lancar.

Sejak kami baru menikah dan belum hamil, istri memang sudah berpesan pada saya bahwa dia ingin menyusui anak kami dengan ASI eksklusif. Bermodal sebuah artikel dari majalah Femina dan beberapa artikel berbahasa inggris hasil googling keinginan istri saya semakin mantap. Saya sendiri mendukung istri untuk memberikan ASI. Saya pernah membaca terjemahan ayat suci Al-Quran tentang pentingnya memberikan ASI kepada anak.
Happy Matin

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. 2 : 233)

Hal yang mengejutkan, dalam ayat ini ditunjukkan bahwa urusan menyusui bukan hanya urusan ibu. Dukungan seorang suami sangat dibutuhkan. Selain ayat Al-Quran hal lain yang mendukung istri memberikan ASI  adalah manfaat ASI yang sangat banyak. Penjelasan dokter menyebutkan  anak yang disusui dengan ASI selama dua tahun memiliki kekebalan tubuh yang lebih baik hingga tidak gampang sakit. Secara emosional pun proses menyusui meningkatkan ikatan batin antara ibu dan anak.

Selain penjelasan dokter, menurut saya ada dua hal lagi keunggulan ASI dibandingkan dengan susu formula. Dari segi ekonomi sangat menghemat pengeluaran. Harga susu formula sekarang semakin mahal. Dari segi kemasan, sudah jelas ASI tidak dapat ditandingi oleh susu formula he he he.