Matin sangat mudah disapih |
Salah satu sahabat yang saya kunjungi di moment
lebaran tahun ini adalah Ippho Santosa, penulis buku mega best seller 7 Keajaiban
Rezeki. Saya dan istri yang disambut dengan begitu ramah
oleh tuan rumah langsung merasa nyaman. Obrolan pun mengalir lancar dan hangat
di antara kami. Kebetulan anak saya dan Mas Ippho ada yang seumur, pembicaraan
pun tak lepas dari persoalan anak. Salah satunya saya sempat mendengar istri
saya dan istri Mas Ippho saling berbagi pengalaman menyapih anak.
Hal ini membuat
saya juga ingin berbagi pengalaman saya bersama istri menyapih anak kami.Pengalaman menyapih antara anak pertama dan anak
kedua kami benar-benar jauh berbeda. Matin, anak pertama kami sangat mudah
disapih. Awalnya sesuai anjuran di Al Quran, saya dan istri berniat menyapih
Matin di usia 2 tahun. Tetapi, saat itu istri merasa masih berat dan belum siap
berpisah dari Matin.
Akhirnya 3 bulan setelah Matin merayakan ulang
tahunnya yang ke dua kami pun siap memulai proses menyapih. Tidak seperti biasanya,
pagi itu ketika Matin bangun istri tidak menyusuinya. Matin kami peluk, kami
ajak main dan bercanda sambil sesekali kami ingatkan kalau dirinya sudah besar,
sudah menjadi anak laki-laki yang gagah dan sehat. Memang dia terlihat sedikit
resah tiap kali ia ingin menyusu. Saya tahu istri pun sebenarnya tidak tega dan
ingin kembali memeluk dan menyusui Matin tapi saya berusaha menguatkan kembali
niatnya untuk menyapih.
Alhamdulillah hanya dalam waktu 3 hari Matin sudah
benar-benar bisa berhenti menyusu ASI. Istri saya pun menangis antara sedih dan
takjub pada Matin yang begitu mudah dan tidak rewel ketika disapih. Ternyata
mendampingi istri menyapih adalah pengalaman yang benar-benar penuh keajaiban.
Ajaib melihat Matin yang setiap malam ketika mau tidur harus menyusu dulu pada
ibunya bisa tanpa menangis atau rewel dan merengek berhenti minum ASI. Betapa
cepat Matin mampu beradaptasi. Wajar jika tiga malam pertama Matin resah dan
sedikit sulit tidur. Tapi saya dan istri tidak berhenti memeluknya, menimang-nimangnya,
membelai rambut dan punggungnya untuk meyakinkan Matin, berhenti menyusu ASI
bukan berarti ia berhenti mendapatkan curahan cinta ayah dan ibunya.
Pengalaman tak kalah seru berikutnya adalah ketika
saya dan istri menyapih anak kedua kami, Kayra. Cerita pengalaman anak kedua
ada di posting berikutnya ya.