Di tulisan sebelumnya saya menceritakan perjalanan saya menggeluti
profesi sebagai full time comedian dan situasi perubahan industri dunia
hiburan yang sangat dinamis. Saya lanjutkan ya.
Setelah saya pelajari, salah satu panggung yg selalu hidup adalah
panggung seminar motivasi yang tidak tergantung dengan tv. Jalur
popularitas mayoritas pembicara seminar adalah menulis buku, bukan
muncul di tv. Saya bisa ikuti jalur ini. Saya tidak mau sekadar jadi
pembicara. Identitas komedian saya harus ikut serta maka saya buat Stand
Up Motivasi.
Buku perdana saya Motivaction Mimpi Atau Mati merupakan buku motivasi
ddengan gaya stand up comedy. Saya pun mulai rajin menulis artikel
motivasi dan esai komedi di sejumlah media cetak dan online. Meskipun
sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia komedi tapi di dunia motivasi
saya adalah orang baru yang tentu ingin cepat jadi pembicara puncak.
Saya gunakan kembali pola lama saya ketika terjun ke dunia lawak. Saya
belajar kepada motivator dan pembicara papan atas. Saya sungguh-sungguh
dalam mempelajari konten dan menentukan faktor pembeda saya dengan
pembicara top lain.
Memadukan stand up comedy & motivasi jadi pembeda, nilai jual serta
keunikan saya. Alhamdulillah kesungguhan saya membuahkan hasil. Tahun
ini saya sudah 2 kali tampil di event besar bersama pembicara papan atas
Indonesia seperti Ippho Santosa, Bong Chandra dan Tung Desem Waringin.
Hal paling penting, meskipun saya sedang jarang muncul di tv namun
panggung masih membuka ruang buat saya untuk berkomedi. TV tentu tidak
boleh dilupakan. Bagaimanapun itu salah satu media untuk berkarya. Saya
harus tetap membuat kesempatan di tv. Sahabat saya (alm) Uje pernah
berpesan "lu harus tampil di acara yang menghibur, mendidik dan paling
penting bermanfaat Wel".
Dalam pandangan ilmu motivasi, saya yakin segera dipertemukan dengan
petinggi tv yang memiliki frekuensi yang sama dengan saya. Kesamaan
dalam keinginan memproduksi dan menayangkan program komedi yang
menghibur, mendidik dan bermanfaat. Saya yakin itu.
Tak disangka-sangka Allah SWT mempertemukan saya dengan orang itu walau
kami belum pernah bertemu secara fisik. Kami sudah mulai diskusi. Saya
terharu ternyata ada petinggi tv yang punya kegelisahan ingin melahirkan
program menghibur namun mendidik dan bermanfaat. Semoga diskusi-diskusi
tersebut bisa segera dieksekusi. Saya yakin jika bersungguh-sungguh
dalam membuat kesempatan pasti ada kemudahan.
Sebelum membuat kesempatan kita harus tetapkan dulu tujuan kita dalam
kesempatan tersebut. Misalnya, ingin meningkatkan karir, peluang bisnis,
dan lain-lain. Kalau tadi saya bahas membuat kesempatan maka
selanjutnya saya akan bahas tentang memberi kesempatan.
Dalam hadits riwayat Al-Bukhariy, Rasulullah SAW bersabda “Berilah
pancing dan jangan hanya memberi ikan”. Pancing atau kail disini bisa
berarti kesempatan. Memberi kesempatan dan membukakan jalan untuk orang
lain berkarir dan mendapatkan penghasilan. Tentu saja sebaiknya yang
diberi kesempatan adalah mereka yang bersungguh-sungguh sehingga
kesempatan tersebut jadi bermakna.
Banyak yang datang ke saya minta untuk diberi kesempatan namun banyak
juga yang gugur karena tidak sungguh-sungguh. Malas menjalani proses.
Pernah saya lihat comic tidak lucu tapi terkesan dengan semangatnya yang
kuat. Saya tawari dia untuk jadi asisten saya, supaya bisa belajar.
Setelah jadi asisten saya, penampilannya di panggung menjadi semakin
baik. Saya beri dia jam terbang untuk menguji materinya.
Sayangnya dia merasa cepat puas dan merasa sudah lucu. Tidak mau lagi
belajar dan mendengar saran saya. Mulai jalan sendiri dengan
pemikirannya. Saya pun melepas dia. Setelah tidak ikut saya karirnya
malah mundur. Mau ikut saya lagi posisinya sudah diisi orang lain.
Ada yang kesulitan finansial datang. Saya lihat dia punya potensi untuk
menulis, saya tawarkan kerjaan menulis skrip humor untuk radio. Dia
menerima tawaran tersebut. Setelah berminggu-minggu saya tunggu
tulisannya tak kunjung datang. Terlihat bahwa dia tidak
bersungguh-sungguh.
Ada lagi yang datang ingin jadi motivator. Saya lihat syarat untuk jadi
motivator belum dia miliki. Dia masih harus belajar banyak. Supaya bisa
belajar saya tawarkan dia jadi crew di event motivasi besar. Dia bisa
belajar sambil dapat uang. Dia menyanggupi. Hari H dia tidak datang.
Ketika saya tanya jawabnya, lupa. Terlihat bahwa dia tidak
bersungguh-sungguh.
Dari pengalaman saya bertemu dengan orang yang mencari kesempatan,
banyak di antara mereka tidak punya strategi dalam mewujudkan mimpi.
Tidak mau menjalani proses. Kalaupun menjalani proses, pilih yang
enak-enak aja menurut mereka. Nggak mau susah.
Seperti yang sudah saya tulis dalam Teori Robin: Belajarlah pada Robin
yang sangat senang diberi kesempatan membantu Batman. Saya senang
memberikan kesempatan kepada yang membutuhkan. Butuh atau tidaknya
seseorang akan sebuah kesempatan bisa terlihat dari kesungguhannya
memanfaatkan kesempatan tersebut.
Dengan memberi kesempatan kepada orang lain sebenarnya kita sudah
membuat kesempatan buat diri kita sendiri. Itulah kultwit mengenai
kesempatan dalam kesempatan yg saya twit dalam kesempatan kali ini.
Sampai jumpa di kesempatan lain.
Iwel Sastra
Pelopor Stand Up Comedy Indonesia
Stand Up Motivator No 1 Indonesia