Senin, 15 Desember 2014

Kesempatan Dalam Kesempatan 3

Di tulisan sebelumnya saya menceritakan perjalanan saya menggeluti profesi sebagai full time comedian dan situasi perubahan industri dunia hiburan yang sangat dinamis. Saya lanjutkan ya.

Setelah saya pelajari, salah satu panggung yg selalu hidup adalah panggung seminar motivasi yang tidak tergantung dengan tv. Jalur popularitas mayoritas pembicara seminar adalah menulis buku, bukan muncul di tv. Saya bisa ikuti jalur ini. Saya tidak mau sekadar jadi pembicara. Identitas komedian saya harus ikut serta maka saya buat Stand Up Motivasi.

Buku perdana saya Motivaction Mimpi Atau Mati merupakan buku motivasi ddengan gaya stand up comedy. Saya pun mulai rajin menulis artikel motivasi dan esai komedi di sejumlah media cetak dan online. Meskipun sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia komedi tapi di dunia motivasi saya adalah orang baru yang tentu ingin cepat jadi pembicara puncak.

Saya gunakan kembali pola lama saya ketika terjun ke dunia lawak. Saya belajar kepada motivator dan pembicara papan atas. Saya sungguh-sungguh dalam mempelajari konten dan menentukan faktor pembeda saya dengan pembicara top lain.

Memadukan stand up comedy & motivasi jadi pembeda, nilai jual serta keunikan saya. Alhamdulillah kesungguhan saya membuahkan hasil. Tahun ini saya sudah 2 kali tampil di event besar bersama pembicara papan atas Indonesia seperti Ippho Santosa, Bong Chandra dan Tung Desem Waringin.

Hal paling penting, meskipun saya sedang jarang muncul di tv namun panggung masih membuka ruang buat saya untuk berkomedi. TV tentu tidak boleh dilupakan. Bagaimanapun itu salah satu media untuk berkarya. Saya harus tetap membuat kesempatan di tv. Sahabat saya (alm) Uje pernah berpesan "lu harus tampil di acara yang menghibur, mendidik dan paling penting bermanfaat Wel".

Dalam pandangan ilmu motivasi, saya yakin segera dipertemukan dengan petinggi tv yang memiliki frekuensi yang sama dengan saya. Kesamaan dalam keinginan memproduksi dan menayangkan program komedi yang menghibur, mendidik dan bermanfaat. Saya yakin itu.

Tak disangka-sangka Allah SWT mempertemukan saya dengan orang itu walau kami belum pernah bertemu secara fisik. Kami sudah mulai diskusi. Saya terharu ternyata ada petinggi tv yang punya kegelisahan ingin melahirkan program menghibur namun mendidik dan bermanfaat. Semoga diskusi-diskusi tersebut bisa segera dieksekusi. Saya yakin jika bersungguh-sungguh dalam membuat kesempatan pasti ada kemudahan.

Sebelum membuat kesempatan kita harus tetapkan dulu tujuan kita dalam kesempatan tersebut. Misalnya, ingin meningkatkan karir, peluang bisnis, dan lain-lain. Kalau tadi saya bahas membuat kesempatan maka selanjutnya saya akan bahas tentang memberi kesempatan.

Dalam hadits riwayat Al-Bukhariy, Rasulullah SAW bersabda “Berilah pancing dan  jangan hanya memberi ikan”. Pancing atau kail disini bisa berarti kesempatan. Memberi kesempatan dan membukakan jalan untuk orang lain berkarir dan mendapatkan penghasilan. Tentu saja sebaiknya yang diberi kesempatan adalah mereka yang bersungguh-sungguh sehingga kesempatan tersebut jadi bermakna.

Banyak yang datang ke saya minta untuk diberi kesempatan namun banyak juga yang gugur karena tidak sungguh-sungguh. Malas menjalani proses. Pernah saya lihat comic tidak lucu tapi terkesan dengan semangatnya yang kuat. Saya tawari dia untuk jadi asisten saya, supaya bisa belajar. Setelah jadi asisten saya, penampilannya di panggung menjadi semakin baik. Saya beri dia jam terbang untuk menguji materinya.

Sayangnya dia merasa cepat puas dan merasa sudah lucu. Tidak mau lagi belajar dan mendengar saran saya. Mulai jalan sendiri dengan pemikirannya. Saya pun melepas dia. Setelah tidak ikut saya karirnya malah mundur. Mau ikut saya lagi posisinya sudah diisi orang lain.

Ada yang kesulitan finansial datang. Saya lihat dia punya potensi untuk menulis, saya tawarkan kerjaan menulis skrip humor untuk radio. Dia menerima tawaran tersebut. Setelah berminggu-minggu saya tunggu tulisannya tak kunjung datang. Terlihat bahwa dia tidak bersungguh-sungguh.

Ada lagi yang datang ingin jadi motivator. Saya lihat syarat untuk jadi motivator belum dia miliki. Dia masih harus belajar banyak. Supaya bisa belajar saya tawarkan dia jadi crew di event motivasi besar. Dia bisa belajar sambil dapat uang. Dia menyanggupi. Hari H dia tidak datang. Ketika saya tanya jawabnya, lupa. Terlihat bahwa dia tidak bersungguh-sungguh.

Dari pengalaman saya bertemu dengan orang yang mencari kesempatan, banyak di antara mereka tidak punya strategi dalam mewujudkan mimpi. Tidak mau menjalani proses. Kalaupun menjalani proses, pilih yang enak-enak aja menurut mereka. Nggak mau susah.

Seperti yang sudah saya tulis dalam Teori Robin: Belajarlah pada Robin yang sangat senang diberi kesempatan membantu Batman. Saya senang memberikan kesempatan kepada yang membutuhkan. Butuh atau tidaknya seseorang akan sebuah kesempatan bisa terlihat dari kesungguhannya memanfaatkan kesempatan tersebut.

Dengan memberi kesempatan kepada orang lain sebenarnya kita sudah membuat kesempatan buat diri kita sendiri. Itulah kultwit mengenai kesempatan dalam kesempatan yg saya twit dalam kesempatan kali ini. Sampai jumpa di kesempatan lain.

Iwel Sastra
Pelopor Stand Up Comedy Indonesia
Stand Up Motivator No 1 Indonesia