Tahun 1994 Gugun Gondrong melemparkan ide untuk membuat pertunjukan wayang nakal. Bentuknya adalah pertunjukan wayang orang dalam bahasa Indonesia yang disajikan secara renyah dan komedi. Saya menyambutkan hangat ide Gugun tersebut.
Untuk mewujudkan gagasan tersebut kami berkunjung ke wayang orang Bharata di kawasan Senin Jakarta Pusat. Kami berkonsultasi mengenai gagasan kami tersebut. Ide Gugun ini disambut baik, bahkan kami diperbolehkan untuk meminjam beberapa kostum di sana.
Langkah selanjutnya kami merekrut pemain untuk memperkuat wayang nakal. Diantaranya Cornelia Aghata yang berperan sebagai dalang, DJ Maxx Don sebagai raksasa. Sejumlah cover boy dan cover girl majalah remaja juga kami ajak. Saya kebagian peran sebagai Petruk, sedangkan Jeffry sebagai Gareng. Gugun bertindak sebagai sutradara.
Jeffry yang kemudian hari dikenal dengan nama Uje bertugas sebagai pelatih akting. Latar belakang Jeffry sebagai seorang aktor membuat dia memiliki pengetahuan lebih soal akting dibandingkan kami. Selain main saya juga bertugas untuk mengubah naskah yang ditulis oleh Gugun Gondrong menjadi naskah komedi yang mampu mengocok perut penonton.
Selama tahun 1994 - 1996 kami kebanjiran job untuk mementaskan wayang nakal di sejumlah tempat.
Langkah selanjutnya kami merekrut pemain untuk memperkuat wayang nakal. Diantaranya Cornelia Aghata yang berperan sebagai dalang, DJ Maxx Don sebagai raksasa. Sejumlah cover boy dan cover girl majalah remaja juga kami ajak. Saya kebagian peran sebagai Petruk, sedangkan Jeffry sebagai Gareng. Gugun bertindak sebagai sutradara.
Jeffry yang kemudian hari dikenal dengan nama Uje bertugas sebagai pelatih akting. Latar belakang Jeffry sebagai seorang aktor membuat dia memiliki pengetahuan lebih soal akting dibandingkan kami. Selain main saya juga bertugas untuk mengubah naskah yang ditulis oleh Gugun Gondrong menjadi naskah komedi yang mampu mengocok perut penonton.
Selama tahun 1994 - 1996 kami kebanjiran job untuk mementaskan wayang nakal di sejumlah tempat.