Saya menemukan klipingan lama tulisan saya yang dimuat media massa. Salah satunya tulisan yang berjudul "Dibutuhkan: Acara Khusus Lawak Di Televisi" yang dimuat tabloid Citra pada bulan Oktober 1992. Saat itu saya memprediksikan jika pelawak tidak meningkatkan kualitas lawakannya maka dunia lawak akan mati.
Dalam tulisan tersebut saya juga mengajak pelawak untuk belajar dari Lenong Rumpi yang saat itu sedang populer melalui RCTI. Saya menyebutkan lahirnya sejumlah televisi swasta yang berdampak mulai memudarnya TVRI menjadi salah satu penyebab sepinya dunia lawak Indonesia.
Kekuatiran ini kemudian terbukti, seiring dengan meredupnya TVRI, dunia lawak Indonesia pun ikut meredup. Ini disebabkan karena grup lawak kurang mendapatkan tempat di televisi swasta. Acara komedi di televisi swasta saat ini masih ada, namun agak sulit kita menemukan model lawakan yang pernah dirintis dan dipopulerkan oleh pelawak-pelawak terdahulu seperti Bing Slamet, S Bagyo, Ateng, dan lain-lain.
Model lawakan yang sekarang sering muncul ditelevisi adalah model
lawakan yang lebih mengacu kepada pakem yang diciptakan oleh pelaku
kreatif televisi. Seperti mencomot pelawak dari berbagai grup lawak yang
ditemukan dalam sebuah program komedi. Digabungkan dengan artis-artis
yang kemudian ikut melawak. Tidak ada yang salah dengan konsep ini.
Namun tulisan yang saya tulis tahun 1992 ini jauh hari sudah
mengingatkan bahwa era grup lawak akan berakhir. Saya pribadi tetap
merindukan lahirnya grup-grup lawak baru dalam dunia hiburan Indonesia.
Tabloid Citra, Oktober 1992 |