Minggu, 11 Oktober 2015

Inspirasi Sukses Dari Steve Jobs

Hari ini, 5 Oktober empat lalu, Steve Jobs meninggal dunia. Untuk memperingati tokoh besar pengubah dunia ini, saya akan tulis dan tweet sedikit dari banyak hal yang bisa dipelajari dari Jobs di Monday Morning Motivation.

Sebagai pengusaha Jobs dikenal dan dikagumi karena passion dan kreatifitasnya tapi kali ini saya akan mengajak teman-teman  melihat hal lain yang juga bisa dipelajari dari  Steve Job yang lahir sebagai anak yang "tak diinginkan". Hubungan cinta ortu biologisnya tak disetujui karena perbedaan suku bangsa dan agama. Ayah Jobs, Abdulfattah Jandali adalah seorang muslim dari Suriah sedangkan ibu Jobs yg bernama Joanne Schieble adalah keturunan Jerman beragama katolik. Mereka bertemu saat sama-sama menjadi  mahasiswa di University of Wisconsin

Steve Jobs diadopsi oleh pasangan Paul & Clara Jobs yang sangat menyayanginya. Sejak kecil Jobs adalah anak yang aktif  dan punya rasa ingin tahu yang tinggi terhadap alat-lat elektronik. Sejak kecil Jobs tak pernah menikmati sekolah walau sebenarnya dia adalah anak yang jenius. Ia pun drop out di semester pertama kuliahnya di Reeds College. Perilaku Jobs cukup membuat ortunya kewalahan. 

Di masa remaja inilah Jobs tenggelam dalam pencarian akan jati dirinya. Di satu sisi ia resah dengan fakta ia adalah anak adopsi. Jiwanya berontak, mempertanyakan eksistensi dirinya. Jobs pun menjalani gaya hidup hippie sambil terus belajar sana sini dan mencari esensi hidup hingga akhirnya ia menjadi penganut agama Buddha. Jobs pun pergi ke India untuk mencari pencerahan dari pergolakan batin yg dialaminya. 

Kembali ke Amerika, pikiran Jobs dipenuhi dengan keinginan membuat alat kecil yang bisa digenggam sehingga mudah dioperasikan. Bisa bikin orang bahagia dan alat itu harus bisa mengubah dunia. Saat itu Job bekerja di Atari, perusahaan pembuat game. Bersama Steve Wozniak, teman lamanya yang berprofesi sebagai insinyur Jobs pun ikut aktif di grup Homebrew Computer Club. 

Club itu aktif membahas informasi dan perkembangan pembuatan komputer, sirkuit elektronik dan lainnya. Di tahun 1976 setelah Wozniak berhasil membuat komputer Apple 1, Jobs mendirikan Apple Computer di garasi rumahnya.  Setahun kemudian pada 1977 Apple Computer memperkenalkan Apple II, komputer pribadi yang bisa dimiliki individu menjadi produk masal pertama yang sukses diproduksi dan dijual ke pasar luas. Kesuksesan Jobs & Wozniak dg segera menjadikan mereka miliarder. 

Walau sempat dipecat dari perusahaan yang didirikannya, Jobs terus mencari dan melakukan inovasi agar apapun produk yang ia buat bisa membuat orang lain bahagia. Setelah 12 tahun dipecat dari Apple, Jobs akhirnya diminta kembali ke Apple yg saat itu sudah hampir kolaps. Belajar dari kesalahan masa lalu, kali ini Jobs bertujuan membuat Apple menjadi perusahaan yang memiliki bukan hanya produk inovatif berkualitas tapi juga managemen terbaik. 

Sekembalinya Jobs ke Apple, kita semua tahu keberhasilan Jobs melalui produk-produknya yang sudah kita kenal dan gunakan. Berawal dari seorang anak adopsi yang waktu kecilnya pemberontak & remaja yang tersesat Jobs berhasil menjadi seseorang yang mengubah dunia. Ia mewujudkan mimpi besarnya yang tampak konyol dan impossible. 

Dari kisah Jobs, dua hal yang bisa dipelajari pertama, its not about who you are but who you become. Yang penting bukan darimana kita berasal tapi menjadi apa diri kita. Menurut Jobs, masa lalu penting tapi untuk menghubungkan titik-titik menuju masa depan kita. Jika dilihat dari perjalanan hidupnya, Jobs sebenarnya tidak punya rencana atau design hidup untuk menjadi pengusaha besar. Ia hanya memiliki passion yang tinggi dengan elektronik & komputer. Keinginannya hanyalah membuat alat sederhana yang bisa membahagiakan orang. 

Saat bekerja membuat alat, bukan uang yang ada di kepala Jobs tapi elektronik adalah hal yang ia suka dan percaya bisa jadi alat yang membantu manusia hingga mengubah dunia. Dalam salah satu wawancara, Jobs pernah mengatakan betapa beruntungnya ia bekerja dengan orang-orang jenius yang penuh minat, passion membuat komputer untuk tujuan membahagiakan orang, membantu hidup orang menjadi lebih mudah dengan bantuan alat yang gampang dioperasikan. 

Tidak ada orang yg bekerja untuk uang semata. Semua orang di Apple mencintai dan senang dengan apa yang mereka lakukan. Memang ada orang membangun usaha hanya bertujuan menghasilkan uang. Tapi untuk perusahaan yg hebat, menurut Jobs, soalnya bukanlah uang. Kecintaan Jobs pada elektronik dan komputer membuatnya selalu bekerja dengan rasa senang. Asik berinovasi, diskusi seru dengan ide yang tampak gila dan konyol tapi Jobs terbukti telah mengubah dunia.
Dari Steve Jobs kita belajar untuk bekerja dengan sesuatu yang kita cintai. Passion menjadi energi luar biasa wujudkan mimpi. Pesan saya jika pekerjaan yang Anda tekuni sekarang bukanlah pekerjaan yang Anda cintai, maka pilihannya ada dua. Pertama, Anda berhenti jika masih yakin bisa menemukan pekerjaan yang sesuai dengan passion Anda. Kedua, jika tidak ada pilihan dan berbahaya memutuskan berhenti. Maka belajarlah mencintai pekerjaan Anda yang sekarang.
Tulisan ini dirangkum dari twit saya melalui akun @iwelsastra19 Monday Morning Motivation 5 Oktober 2015.