Hari ini, 5 Oktober empat
lalu, Steve Jobs meninggal dunia. Untuk memperingati tokoh besar pengubah
dunia ini, saya akan tulis dan tweet sedikit dari banyak hal yang bisa dipelajari
dari Jobs di Monday Morning Motivation.
Sebagai
pengusaha Jobs dikenal dan dikagumi karena passion dan kreatifitasnya
tapi kali ini saya akan mengajak teman-teman melihat hal lain yang juga
bisa dipelajari dari Steve Job yang lahir sebagai anak yang "tak diinginkan". Hubungan cinta ortu biologisnya tak
disetujui karena perbedaan suku bangsa dan agama. Ayah Jobs,
Abdulfattah Jandali adalah seorang muslim dari Suriah sedangkan ibu
Jobs yg bernama Joanne Schieble adalah keturunan Jerman beragama katolik.
Mereka bertemu saat sama-sama menjadi mahasiswa di University of Wisconsin
Steve
Jobs diadopsi oleh pasangan Paul & Clara Jobs yang sangat
menyayanginya. Sejak kecil Jobs adalah anak yang aktif dan punya rasa ingin
tahu yang tinggi terhadap alat-lat elektronik. Sejak
kecil Jobs tak pernah menikmati sekolah walau sebenarnya dia adalah anak
yang jenius. Ia pun drop out di semester pertama kuliahnya di Reeds
College. Perilaku Jobs cukup membuat ortunya kewalahan.
Di
masa remaja inilah Jobs tenggelam dalam pencarian akan jati dirinya. Di
satu sisi ia resah dengan fakta ia adalah anak adopsi. Jiwanya berontak,
mempertanyakan eksistensi dirinya. Jobs
pun menjalani gaya hidup hippie sambil terus belajar sana sini dan
mencari esensi hidup hingga akhirnya ia menjadi penganut agama Buddha.
Jobs pun pergi ke India untuk mencari pencerahan dari pergolakan batin yg
dialaminya.
Kembali
ke Amerika, pikiran Jobs dipenuhi dengan keinginan membuat alat kecil yang
bisa digenggam sehingga mudah dioperasikan. Bisa bikin orang bahagia dan
alat itu harus bisa mengubah dunia. Saat itu Job bekerja di Atari, perusahaan pembuat game. Bersama Steve
Wozniak, teman lamanya yang berprofesi sebagai insinyur Jobs pun ikut aktif di
grup Homebrew Computer Club.
Club itu aktif membahas informasi dan perkembangan pembuatan komputer, sirkuit elektronik dan lainnya. Di tahun 1976 setelah Wozniak berhasil membuat komputer Apple 1, Jobs mendirikan Apple Computer di garasi rumahnya. Setahun kemudian pada
1977 Apple Computer memperkenalkan Apple II, komputer pribadi yang bisa
dimiliki individu menjadi produk masal pertama yang sukses diproduksi dan
dijual ke pasar luas. Kesuksesan Jobs & Wozniak dg segera
menjadikan mereka miliarder.
Walau
sempat dipecat dari perusahaan yang didirikannya, Jobs terus mencari dan melakukan inovasi agar apapun produk yang ia buat bisa membuat orang
lain bahagia. Setelah
12 tahun dipecat dari Apple, Jobs akhirnya diminta kembali ke Apple yg saat itu sudah hampir
kolaps. Belajar dari kesalahan masa lalu, kali ini Jobs bertujuan membuat
Apple menjadi perusahaan yang memiliki bukan hanya produk inovatif
berkualitas tapi juga managemen terbaik.
Sekembalinya Jobs ke Apple, kita semua tahu keberhasilan Jobs melalui produk-produknya yang sudah kita kenal dan gunakan. Berawal
dari seorang anak adopsi yang waktu kecilnya pemberontak & remaja
yang tersesat Jobs berhasil menjadi seseorang yang mengubah dunia. Ia
mewujudkan mimpi besarnya yang tampak konyol dan impossible.
Dari
kisah Jobs, dua hal yang bisa dipelajari pertama, its not about who you are
but who you become. Yang penting bukan darimana kita berasal tapi menjadi
apa diri kita. Menurut Jobs, masa lalu penting tapi untuk menghubungkan
titik-titik menuju masa depan kita. Jika
dilihat dari perjalanan hidupnya, Jobs sebenarnya tidak punya rencana
atau design hidup untuk menjadi pengusaha besar. Ia hanya memiliki
passion yang tinggi dengan elektronik & komputer. Keinginannya hanyalah
membuat alat sederhana yang bisa membahagiakan orang.
Saat
bekerja membuat alat, bukan uang yang ada di kepala Jobs tapi
elektronik adalah hal yang ia suka dan percaya bisa jadi alat yang
membantu manusia hingga mengubah dunia. Dalam
salah satu wawancara, Jobs pernah mengatakan betapa beruntungnya ia
bekerja dengan orang-orang jenius yang penuh minat, passion membuat komputer untuk
tujuan membahagiakan orang, membantu hidup orang menjadi lebih mudah dengan
bantuan alat yang gampang dioperasikan.
Tidak
ada orang yg bekerja untuk uang semata. Semua orang di Apple mencintai dan senang dengan apa yang mereka lakukan. Memang ada orang membangun usaha
hanya bertujuan menghasilkan uang. Tapi untuk perusahaan yg hebat,
menurut Jobs, soalnya bukanlah uang. Kecintaan
Jobs pada elektronik dan komputer membuatnya selalu bekerja dengan rasa
senang. Asik berinovasi, diskusi seru dengan ide yang tampak gila dan
konyol tapi Jobs terbukti telah mengubah dunia.
Dari Steve Jobs kita belajar untuk bekerja dengan sesuatu yang kita cintai. Passion menjadi energi luar biasa wujudkan mimpi. Pesan saya jika pekerjaan yang Anda tekuni sekarang bukanlah pekerjaan yang Anda cintai, maka pilihannya ada dua. Pertama, Anda berhenti jika masih yakin bisa menemukan pekerjaan yang sesuai dengan passion Anda. Kedua, jika tidak ada pilihan dan berbahaya memutuskan berhenti. Maka belajarlah mencintai pekerjaan Anda yang sekarang.
Tulisan ini dirangkum dari twit saya melalui akun @iwelsastra19 Monday Morning Motivation 5 Oktober 2015.