Senin, 23 November 2015

Hindari Penyebab Gagal

Ada kalimat penghibur yang biasa diucapkan ketika ada seseorang yang gagal, "gagal adalah sukses yang tertunda". Menurut saya, meskipun kalimat ini cukup menghibur, tetapi sebaiknya kita hindari. Jika sukses bisa didapat tepat waktu, mengapa juga ditunda-tunda. Misalnya, seorang pemuda menghadap calon mertua. Kemudian calon mertuanya menanyakan pekerjaan pemuda ini. Lalu dengan mantap pemuda tersebut menjawab “saya adalah pengusaha sukses. Sukses yang tertunda.” Maka dengan tak kalah mantap calon mertuanya berkata “kamu saya izinkan mendekati anak saya tapi sementara izinnya saya tunda dulu.”

Dalam buku Motivaction, Mimpi Atau Mati! saya menulis, segala sesuatu yang datang pada waktu yang diharapkan lebih menyenangkan daripada tertunda. Seorang pria jomblo yang janjian dengan perempuan idamannya untuk bertemu tentu akan sangat senang ketika idamannya datang tepat waktu. Sebaliknya, pria jomblo ini pasti akan gelisah kalau perempuan idaman yang janjian dengannya datang terlambat. Ketika akhirnya datang malah bersama pria lain. Gubrak! Contoh ini mungkin kurang pas tapi tolong dianggap pas saja, he he he.

Begitupun dengan sukses yang tertunda. Walaupun kemudian kita berhasil meraihnya, tetapi sebelum itu kita pernah berada dalam pahitnya kegagalan. Atau ketika kita meraihnya ternyata hal yang kita tuju dan inginkan sudah tidak menjadi trend lagi. Misalnya, sudah lama Anda ingin menjadi pengusaha fashion, namun selalu gagal ketika mencobanya. Ketika Anda akhirnya berhasil menjadi pengusaha fashion ternyata bisnis itu pemainnya sudah sesak. Anda terjebak dalam kompetisi banting harga atau dalam istilah kerennya red ocean. Berarti Anda hanya sesaat saja menikmati kesuksesan. Masih banyak sekali hal yang harus diperjuangkan lagi sebelum Anda bisa benar-benar merasakan puncak sukses sebagai pengusaha fashion. 
 
Jadi sebaiknya mulai sekarang jangan terlalu cepat menghibur diri dengan kata-kata “gagal adalah sukses yang tertunda”. Ketika mengalami kegagalan, katakanlah “saya telah berhasil menginjak anak tangga pertama kesuksesan dan siap melesat ke anak tangga berikutnya hingga puncak”. Ingat ya, puncak kesuksesan bukan puncak yang ada taman safarinya lho, he he he. 

Siapa bilang gagal alias sukses yang tertunda itu enak. Supaya kesuksesan datang tepat waktu, pelajari 3 penyebab gagal yang harus dihindari berikut ini.

Pertama, gagal karena tidak mengukur diri. Dengan mengukur diri kita bisa melihat kelebihan dan kekurangan untuk kemudian memantaskan diri dengan impian kita. Contoh paling mudah adalah jika ada seseorang yang bermimpi ingin jadi penyanyi terkenal padahal dia tidak memiliki kualifikasi untuk bisa menjadi penyanyi yang bagus. Jangankan bernyanyi, batuk saja dia fals. Bagaimana mungkin ia bisa menjadi penyanyi terkenal. Lantas apakah dia tidak boleh jadi penyanyi? Boleh saja tapi standar mimpinya diturunkan menjadi penyanyi kamar mandi.

Contoh lain, jika Anda ingin menjadi direksi di sebuah perusahaan besar. Tentu mimpi ini hanya akan jadi angan-angan jika Anda tidak mengukur posisi dan kualifikasi Anda saat ini. Apa jabatan Anda sekarang, kualifikasi apa yang diperlukan agar bisa duduk di posisi direktur, kualifikasi apa yang sudah Anda miliki dan yang belum Anda miliki, bagaimana memenuhinya. Semua hal ini harus dipetakan, diukur kemudian ditentukan langkah-langkah apa yang harus dilakukan.

Kedua, gagal karena tidak memiliki ilmunya. Banyak dari kita lupa, saat ingin mewujudkan apapun impian kita harus menguasai ilmunya. Jika Anda ingin menjadi seorang marketer sukses dengan penghasilan besar tentu Anda harus menguasai ilmu dan teknik pemasaran. Jika Anda ingin menjadi seorang trainer sukses yang bisa mengembangkan keterampilan sesama rekan karyawan tentu Anda harus menguasai ilmu dan skill komunikasi.

Sebenarnya ada cara paling mudah mendapatkan ilmu agar kita sukses di bidang apapun yang dijalani, yaitu mempelajari pengalaman orang sukses. Dengan melihat perjalanan orang sukses dari masa lalu hingga saat ini kita bisa melihat kerja keras, strategi dan konsistensi mereka. Kemudian pinjamlah pengalaman itu sebagai panduan. Dengan begitu, kita bisa hemat waktu karena terhindar dari melakukan kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang sebelum kita.

Orang sering kali terobsesi ingin menjadi seperti Steve Jobs, Bill Gates maupun Mark Zuckerberg. Lalu ikut-ikutan tidak melanjutkan kuliah karena beranggapan mereka ini sukses walaupun tidak menyelesaikan kuliah Namun ada yang dilupakan oleh orang-orang bahwa meskipun mereka tidak menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi namun mereka telah memiliki ilmu tentang bisnis yang mereka geluti. Seharusnya bukan dilihat tidak selesai kuliahnya, tetapi sebaiknya dicari tahu bagaimana cara orang-orang sukses ini mendapatkan ilmu di luar sekolah. Kalau salah menafsirkan, bukannya jadi Steve Jobs malah nggak punya job alias nganggur.

Ketiga, gagal karena tidak sabar. Harus dipahami, apapun tujuan dan cita-cita kita, ada proses yang harus dilalui. Proses bukan cuma terkait waktu. Tetapi juga beragam masalah, hambatan dan kesulitan yang muncul di sepanjang perjalanan. Sabar dalam berproses mewujud dalam sikap pantang menyerah, tetap konsisten, disiplin dan optimis. Sabar dan tekun merupakan syarat wajib sukses.

Dalam sabar ini Anda harus memiliki mental seperti seorang petinju professional yang siap bertarung selama 12 ronde. Kalau dalam 3 ronde Anda bisa mengalahkan lawan, itu berarti strategi Anda berjalan dengan baik. Kalau setelah 10 ronde Anda belum bisa mengalahkan lawan maka Anda harus tetap bersabar dan tidak menyerah. Minimal Anda harus menang angka. Kalau Anda tidak mempersiapkan diri untuk bertarung hingga 12 ronde, maka ketika Anda dipukul jatuh di ronde pertama, mental Anda pasti langsung ciut. Kalau sudah begini, bukannya segera bangkit ketika wasit mulai menghitung bisa jadi Anda malah pura-pura tidur he he he.  

Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Luar Biasa Edisi Desember 2014