Ada kalimat penghibur yang biasa diucapkan ketika ada seseorang yang gagal,
"gagal adalah sukses yang tertunda". Menurut saya, meskipun kalimat
ini cukup menghibur, tetapi sebaiknya kita hindari. Jika sukses bisa didapat
tepat waktu, mengapa juga ditunda-tunda. Misalnya, seorang pemuda menghadap
calon mertua. Kemudian calon mertuanya menanyakan pekerjaan pemuda ini. Lalu
dengan mantap pemuda tersebut menjawab “saya adalah pengusaha sukses. Sukses
yang tertunda.” Maka dengan tak kalah mantap calon mertuanya berkata “kamu saya
izinkan mendekati anak saya tapi sementara izinnya saya tunda dulu.”
Dalam buku Motivaction, Mimpi Atau Mati! saya menulis, segala sesuatu yang
datang pada waktu yang diharapkan lebih menyenangkan daripada tertunda. Seorang
pria jomblo yang janjian dengan perempuan idamannya untuk bertemu tentu akan
sangat senang ketika idamannya datang tepat waktu. Sebaliknya, pria jomblo ini
pasti akan gelisah kalau perempuan idaman yang janjian dengannya datang
terlambat. Ketika akhirnya datang malah bersama pria lain. Gubrak! Contoh ini
mungkin kurang pas tapi tolong dianggap pas saja, he he he.
Begitupun dengan sukses yang tertunda. Walaupun kemudian kita berhasil
meraihnya, tetapi sebelum itu kita pernah berada dalam pahitnya kegagalan. Atau
ketika kita meraihnya ternyata hal yang kita tuju dan inginkan sudah tidak
menjadi trend lagi. Misalnya, sudah lama Anda ingin menjadi pengusaha fashion,
namun selalu gagal ketika mencobanya. Ketika Anda akhirnya berhasil menjadi
pengusaha fashion ternyata bisnis itu pemainnya sudah sesak. Anda terjebak
dalam kompetisi banting harga atau dalam istilah kerennya red ocean. Berarti Anda hanya sesaat saja menikmati kesuksesan.
Masih banyak sekali hal yang harus diperjuangkan lagi sebelum Anda bisa
benar-benar merasakan puncak sukses sebagai pengusaha fashion.
Jadi sebaiknya mulai sekarang jangan terlalu cepat menghibur diri dengan
kata-kata “gagal adalah sukses yang tertunda”. Ketika mengalami kegagalan,
katakanlah “saya telah berhasil menginjak anak tangga pertama kesuksesan dan
siap melesat ke anak tangga berikutnya hingga puncak”. Ingat ya, puncak
kesuksesan bukan puncak yang ada taman safarinya lho, he he he.
Siapa bilang gagal alias sukses yang tertunda itu enak. Supaya kesuksesan
datang tepat waktu, pelajari 3 penyebab gagal yang harus dihindari berikut ini.
Pertama, gagal karena tidak mengukur diri. Dengan mengukur diri kita bisa
melihat kelebihan dan kekurangan untuk kemudian memantaskan diri dengan impian
kita. Contoh paling mudah adalah jika ada seseorang yang bermimpi ingin jadi
penyanyi terkenal padahal dia tidak memiliki kualifikasi untuk bisa menjadi
penyanyi yang bagus. Jangankan bernyanyi, batuk saja dia fals. Bagaimana mungkin ia bisa menjadi penyanyi terkenal. Lantas
apakah dia tidak boleh jadi penyanyi? Boleh saja tapi standar mimpinya
diturunkan menjadi penyanyi kamar mandi.
Contoh lain, jika Anda ingin menjadi direksi di sebuah perusahaan besar.
Tentu mimpi ini hanya akan jadi angan-angan jika Anda tidak mengukur posisi dan
kualifikasi Anda saat ini. Apa jabatan Anda sekarang, kualifikasi apa yang
diperlukan agar bisa duduk di posisi direktur, kualifikasi apa yang sudah Anda
miliki dan yang belum Anda miliki, bagaimana memenuhinya. Semua hal ini harus
dipetakan, diukur kemudian ditentukan langkah-langkah apa yang harus dilakukan.
Kedua, gagal karena tidak memiliki ilmunya. Banyak dari kita lupa, saat
ingin mewujudkan apapun impian kita harus menguasai ilmunya. Jika Anda ingin
menjadi seorang marketer sukses dengan penghasilan besar tentu Anda harus
menguasai ilmu dan teknik pemasaran. Jika Anda ingin menjadi seorang trainer
sukses yang bisa mengembangkan keterampilan sesama rekan karyawan tentu Anda
harus menguasai ilmu dan skill komunikasi.
Sebenarnya ada cara paling mudah mendapatkan ilmu agar kita sukses di
bidang apapun yang dijalani, yaitu mempelajari pengalaman orang sukses. Dengan
melihat perjalanan orang sukses dari masa lalu hingga saat ini kita bisa
melihat kerja keras, strategi dan konsistensi mereka. Kemudian pinjamlah
pengalaman itu sebagai panduan. Dengan begitu, kita bisa hemat waktu karena
terhindar dari melakukan kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang sebelum
kita.
Orang sering kali terobsesi ingin menjadi seperti Steve Jobs, Bill Gates
maupun Mark Zuckerberg. Lalu ikut-ikutan tidak melanjutkan kuliah karena
beranggapan mereka ini sukses walaupun tidak menyelesaikan kuliah Namun ada
yang dilupakan oleh orang-orang bahwa meskipun mereka tidak menyelesaikan
pendidikan di perguruan tinggi namun mereka telah memiliki ilmu tentang bisnis
yang mereka geluti. Seharusnya bukan dilihat tidak selesai kuliahnya, tetapi sebaiknya
dicari tahu bagaimana cara orang-orang sukses ini mendapatkan ilmu di luar
sekolah. Kalau salah menafsirkan, bukannya jadi Steve Jobs malah nggak punya
job alias nganggur.
Ketiga, gagal karena tidak sabar. Harus dipahami, apapun tujuan dan
cita-cita kita, ada proses yang harus dilalui. Proses bukan cuma terkait waktu.
Tetapi juga beragam masalah, hambatan dan kesulitan yang muncul di sepanjang
perjalanan. Sabar dalam berproses mewujud dalam sikap pantang menyerah, tetap
konsisten, disiplin dan optimis. Sabar dan tekun merupakan syarat wajib sukses.
Dalam sabar ini Anda harus memiliki mental seperti seorang petinju
professional yang siap bertarung selama 12 ronde. Kalau dalam 3 ronde Anda bisa
mengalahkan lawan, itu berarti strategi Anda berjalan dengan baik. Kalau
setelah 10 ronde Anda belum bisa mengalahkan lawan maka Anda harus tetap
bersabar dan tidak menyerah. Minimal Anda harus menang angka. Kalau Anda tidak
mempersiapkan diri untuk bertarung hingga 12 ronde, maka ketika Anda dipukul
jatuh di ronde pertama, mental Anda pasti langsung ciut. Kalau sudah begini, bukannya
segera bangkit ketika wasit mulai menghitung bisa jadi Anda malah pura-pura
tidur he he he.
Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Luar Biasa Edisi Desember 2014