Tahun 2004 ketika saya mengisi segmen stand up comedy untuk acara Jayuz Pliss Dong Ah yang ditayangkan oleh TV7 (Trans7) saya protes kepada produser mengenai waktu suting yang hingga larut malam. Bayangkan, pengisi acara dan penonton diminta stand by di studio sejak jam 11 siang. Sementara suting baru dimulai jam 11 malam. Bahkan saya baru dapat giliran tampil di atas jam 12 malam. Sulit mendapatkan penampilan yang maksimal di saat tubuh sudah lelah dan mengantuk di hadapan penonton yang juga sudah lelah dan mengantuk.
Pertengahan Oktober 2015 saya mendapat telepon dari Indosiar diminta untuk menjadi bintang tamu stand up comedy academy. Setelah dicocokan dengan jadwal saya, maka saya mendapat jadwal taping Selasa 27 Oktober 2015. Sebenarnya saya enggan untuk menerima tawaran ini karena beberapa kali saya sempat menyaksikan acara ini dan saya berkesimpulan penonton yang hadir di studio bukanlah penonton saya. Mereka adalah penonton yang sudah terbiasa dengan model lawakan Soimah, Eko Patrio, Gading Martin dan Andika. Tak heran jika durasi penampilan comic di program tersebut kalah panjang dibanding durasi becandaan pembawa acaranya dan juri. Sebagai orang yang sudah lama berkecimpung di dunia televisi saya sangat memaklumi ini adalah strategi untuk mengolah rating dan share.
Dengan tujuan penghormatan untuk dunia stand up comedy dan bersilaturahmi dengan comic lain maka saya menerima tawaran untuk menjadi bintang tamu. Sempat saya berpikir untuk lebih menampilkan becandaan dalam bentuk celaan dalam materi saya. Namun niat ini saya urungkan karena saya pernah mendapat kritikan dari beberapa teman dan penggemar ketika saya tampil di Metro TV membawakan materi seperti ini. Menurut mereka saya menurunkan strandar materi saya untuk mengejar lucu. Maka saya putuskan untuk memainkan materi tentang sepakbola yang sudah terbukti sukses mengundang tawa ketika saya mainkan di banyak panggung off air.
Sebelum tampil saya sempat diskusi dengan Eko Patrio. Saya mengungkapkan bahwa penonton studio yang saya hadapi adalah penonton Eko dan Sohimah. Apa pun yang diucapkan Eko dan Sohimah mereka pasti tertawa. Eko mengamini pendapat saya sambil mencontohkan beberapa materi lawakan yang bisa membuat penonton tertawa. Yaitu materi celaan yang didukung dengan ekspresi dan act out yang kuat.
Sebelum tampil saya sempat diskusi dengan Eko Patrio. Saya mengungkapkan bahwa penonton studio yang saya hadapi adalah penonton Eko dan Sohimah. Apa pun yang diucapkan Eko dan Sohimah mereka pasti tertawa. Eko mengamini pendapat saya sambil mencontohkan beberapa materi lawakan yang bisa membuat penonton tertawa. Yaitu materi celaan yang didukung dengan ekspresi dan act out yang kuat.
Saya diminta stand by jam 10 malam, saya berasumsi saya akan naik sekitar jam 11 malam. Menurut saya ini masih wajar karena ketika tahun 2005-2006 saat tampil live stand up comedy di acara Bincang Bintang RCTI saya pernah kebagian tampil jam 11 malam jika program sebelumnya, Indonesian Idol memanjang durasinya
Di luar dugaan, saya baru dapat giliran tampil jam 01.45 dini hari. Tampil dengan mata mengantuk dan lelah di hadapan penonton yang mengantuk dan lelah. Bahkan ada beberapa penonoton yang berada di barisan tengah sudah tertidur pulas. Saya sendiri tidak berharap banyak dengan penampilan saya sendiri selain ingin segera menyelesaikannya.
Sepanjang karir saya sebagai stand up comedian ini pengalaman pertama tampil dini hari. Saya pernah membawakan acara sahur yang tayang jam 3 dini hari, tapi tentu situasinya berbeda. Khusus acara sahur, pengisi acara maupun penonton di studio sudah siap untuk on camera jam 3 pagi. Berbeda dengan menunggu jadwal tampil hingga 4 jam dan tampil dini hari di hadapan penonton yang sudah lemas dan terkantuk-kantuk.